SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA / SEMOGA BERMANFAAT / JANGAN LUPA SHOLAT, BACA QUR'AN, SEDEKAH DAN SOLAWATAN

Minggu, 06 April 2014

SOSPOL"Makalah Sosiologi"_PRODI IESP_SEMESTER II



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
sosiologi sebagai ilmu yang dikembangkan pada tahun 1700-an pada dasarnya merupakan respons atas perubahan tatanan masyarakat yang merupakan akibat adanya serangkaian revolusi sosialdi negara-negara Eropa. Kejadian tersebut melahirkan berbagai pemikiran dan tawaran-tawaran ide yangberusaha merekonstruksiulang disamping membentuk tatanan social baru yang diaggap lebih relevan dengan proses perubahan sosialyang sedang terjadi. Respons yang di kalangan akademisi ini selanjutnya melahirkan tokoh-tokoh sosiologi yang ide-idenya banyak dijadikan rujukan dalam pembahasan masalah ekonomi.
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat, memfokuskan kajiannya pada peran dan kedudukan individu dalam masyarakat serta hubungan di antara keduanya. Sehubungan dengan hal ini beberapa pemikir sosiologi pun terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu mereka yang menekankan kajiannya pada (1) dominasi individu, (2) dominasi masyarakat, dan (3) saling pengaruh antara individu dengan masyarakat. Sebagai ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan social, sosiologi tidak bias dipisahkan dari peranan ilmu social lainnya, seperti ilmu ekonomi, kesehatan, politik, komunikasi, antropologi, organisasi, hokum dan lain-lain. Hal-hal tersebut dikarenakan gejala social yang menjadi objek kajian sosiologi pada dasarnya bukan gejala tunggal melainkan sesuatu yang mengandung banyak dimensi. Dengan demikian maka pada perkembangan selanjutnya dari kajian sosiologi mulai muncul bidang-bidang kajian yang sifatnya terapan, seperti Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Politik, dan lain-lain.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Bagaimana perkembangan sosiologi dari abad ke abad ?
3.      Apa manfaat sosiologi dalam kehidupan masyarakat ?
4.      Apa sajakah objek sosiologi ?
5.      Apa ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ?
6.      Bagaimana hakikat sosiologi sebagai ilmu pemgetahuan ?
7.      Apa manfaat mempelajari sosiologi ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami pengertian sosiologi
2.      Mengetahui perkembangan sosiologi dari abad ke abad
3.      Mengetahui manfaat sosiologi dalam kehidupan masyarakat
4.      Mengetahui objek sosiologi
5.      Mengetahui ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
6.      Mengetahui hakikat sosiologi sebagai ilmu pemgetahuan
7.      Mengetahui daripada manfaat mempelajari sosiologi














BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Sosiologi
Secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin dan yunani. Bahasa latin "socius" yang berati teman, kawan, atau masyarakat. Bahasa yunani "logos" yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Berdasarkan uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi dapat dimaknai sebagi ilmu yang mengkaji atau mempelajari tentang masyarakat.
Selain pengertian sosiologi secara etimologis, para ahli ilmu sosial juga mendefinisikan pengertian dari sosiologi, antara lain:
1.      Roucek and Warren, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.
2.      William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
3.      J.A.A. van Dorn dan C.J. Lamers, berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
4.      Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
5.      Auguste Comte, berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya (gregariousness).
6.      Emile Durkheim, menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
7.      Max Weber, menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
8.      Paul B. Horton, menyebutkan sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
9.      Soerjono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
10.  William Kornblum, menyebutkan sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan membagi masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
Meskipun banyak definisi tentang sosiologi yang dikemukakan para ahli, namun secara garis besar definisi tersebut memiliki beberapa kesamaan dalam tujuan pembahasan sosiologi, yaitu membahas aspek sebagai berikut:
·         kehidupan masyarakat.
·         perkembangan masyarakat dengan segala aspeknya.
·         hubungan antar manusia.

2.      Perkembangan Sosiologi dari Abad ke Abad
·         Perkembangan pada abad pencerahan.
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan.
Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.
·         Gejolak abad revolusi
Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas.
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya. Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal. Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.
·         Kelahiran sosiologi modern
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
3.      Manfaat Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat
1.      Menambah Pengetahuan Kebhinnekaan Sosial Seperti : keragaman ras, suku dan agama, serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut system nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. Melalui pembelajaran sosiologi kita akan memperoleh pengetahuan tentang macam-macam karakteristik social individu maupun kelompok individu dalam masyarakat.
2.      Menumbuhkan Kepekaan terhadap Toleransi Sosial.
Sosiologi bermanfaat untuk menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi social dalam pergaulan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling perngertian dan saling menguntungkan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosila yang tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang lain, sehingga mesti membangun kerja sama saling menguntungkan antara umat manusia yang satu dengan yang lain.
3.      Menghindari Konflik Sosial
Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik social, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antargolongan, antarsuku, maupun antarras. Pada dasarnya konflik social itu akan terjadi jika di antara dua kubu mempunyai prinsip-prinsip atau pola piker yang berbeda-beda.
4.      Menghindari Dominasi Sosial
Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari terjadinya dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan. Dominasi social pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan terselubung dari kelompok yang kuat kepada kelompok yang lemah, dari kelompok yang besar kepada kelompok yang kecil. Dengan tumbuhnya solidaritas social sebagai hasil pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik social dan individu melalui sosiologi, maka dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya dapat dihindari, paling tidak dapat dikurangi.
5.      Meningkatkan Integritas Nasional
Memahami sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju yang memiliki standart hidup yang tinggi. Sebagai bangsa yang majemuk, yang berbhinnekaan ras, suku, dan agama sering kali menimbulkan ekses-ekses yang negative. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang erat di antara unsure-unsur social yang saling berbeda pada masyarakat yang majemuk, sehingga dapat meningkatkan integritas social bagi masyarakat tersebut.
6.      Interaksi Sosial
Interaksi sosila merupakan hal penting dalam sosiologi, karena merupakan syarat terjadinya aktivitas social dalam masyarakat. Interaksi social merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang di dalamnya menyangkut hubungan antara individu, kelompok maupun individu dengan kelompok. Berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada pelbagai factor :
a.       Factor Imitasi, proses meniru perilaku orang lain dapat positif dan negative.
b.      Factor Sugesti, apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c.       Factor Identifikasi, kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dala diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
d.       Factor Simpati, suatu proses diman seseorang merasa tertarik dengan pihak lain.
7.      Kelompok Sosial
Secara sosiologis, kelompok social adalah setiap kumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan terjadi secara berulang-ulang. Kesadaran berinteraksi ini diperlukan oleh mereka untuk menciptakan suatu kelompok, sedangkan kehadiran fisik semata-mata sama sekali tidak diperlukan. Kesadaran berinteraksi ini sangat penting karena melalui kelompoklah, seorang individu menghayati aturan-aturan yang ada dalam masyarakat. Melalui interaksi dengan kelompoknya maka seorang individu mampu memenuhi kebutuhan.
8.      Peran dan Status Sosial
Setiap masyarakat selalu ada pembagian peran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karena melalui peran-peran yang berbeda itu masyarakat dapat berjalan dengan seimbang. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam suatu kelompok atau kedudukan kelompok dalam kaitannya dengan kelompok-kelompok lain. Ada 2 jenis peran atau status dalam sosiologi, yaitu :
a.       Achieved role, suatu peran dan status yang dicapai/diperjuangkan melalui pilihan, usaha, dan tenaga sendiri.
b.      Ascribed role, suatu peran dan status yang diperoleh berdasarkan keturunan, tanpa memperhitungkan selera, kemampuan dan hasil kerja seseorang.
9.      Ketertiban dan Pengendalian Sosial
Dalam suatu system kemasyarakatan, pola hubungan dan kebiasaan yang berjalan lancar digunakan dipakai untuk mencapai tujuan masyarakat. Hal ini dapat terwujud apabila kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Pada masyarkat sederhana, sosialisai menciptakan ketertiban social dengan cara mempersiapkan orang agar bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat yang teratur hanya dapat tercipta jika kebanyakan orang melaksanakan sebagian besar kewajiban mereka kepada orang lain dan mampu menuntut hak mereka dari orang lain.
10.  Sosiolog Sebagai Ahli Riset
Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat.
Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu men-ernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosio-log harus dapat menghadirkan kebenaran-kebenaran agar dampak negatif yang mung-kin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal i-tu pula, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada po-la-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi.
11.  Sosiologi Konsultan Kebijakan
Ramalan sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan sosial adalah suatu ramalan. Artinya, kebijakan di-ambil dengan suatu harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Namun, sering terjadi bahwa kebijakan yang diambil tidak memenuhi harapan terse-but. Salah satu faktornya adalah ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan yang salah terhadap permasalahannya.
12.  Sosiologi Sebagai Teknisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarkat, hubungan antarkaryawan, masalah moral, maupun hubungan antarkelom-pok dalam suatu organisasi.
Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuan terapan (applied scien-tist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya. Dalam mencari ni-lai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektifitas suatu program atau kegiatan masyarakat.
13.  Sosiologi Sebagai Guru atau Pendidik
Dalam menyajikan suatu fakta, seorang sosiolog harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan data tentang masalah kemiskinan, seorang sosiolog ti-dak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek atau kegiatan ter-tentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis, konservatif, dan sebagainya.
Sosiologi dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan-ke-giatan sosial yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka pe-lajari dari pengalaman-pengalaman tersebut.
14.  Menujang sebuah proses -proses kesuksesan.
Manfaat yang dapt mewujudkan pada hakikat yang benar –benar nyata yang ada, dimana masyarakat menilai dari sebuah titik nol menuju puncak buah karirnya.titik nol dari apa ? siapapun tidak akan bias sukses dengan sendirinya tanpa ada peran orang lain dimana id harus tahu dan selalu mengerti kehidupan di masyarakat, kehidupan di dunia kerja serta menempatkan dirinya pada bidang yang mungkin orang lain menjadi yakin bahwa diri kita mempunyai potensi besar dan mempunyai kualitas tanggung jawab dalam melakukan apapun dengan komitmen yang kuat. Menjadi mengerti pembelajaran tidak hanya pada sebutan teori – teori, praktek nyatalah pembelajaran yang terjun pada masyarakat membuat pandangan terus kedepan tidak dibingungkan oleh teori apapun.survei dan bukti yang ada direalitas masyarakat membangun semangat menciptakan motivasi yang ada dr berbagai karakter individu dalam lingkungan. Karena kenyamanan, dan kesenangan kesuksesan ada pada prosesnya, bukan pada akhir dari prosesnya.
15.  Keteraturan pada pola hidup di lingkungan
Manusia dalam mencapai pola hidupnya di hadapkan pada dua oilihan yaitu ingin lebih baik ataukah sebaliknya? Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat dengan berdampingan tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa saja. Di sini sosiologi member manfaat bagaimana seseorang di beri batasan di beri aturan-aturan yang cenderung mutlak secara umum maupun dari sisi spiritual dalam tanda kutip. Seseorang terlihat mempunyai pola hidup yang baik apabila ia memberlakukan, menghormati, serta melaksanakan dari aturan-aturan yang ada, serta poin jela yang perlu di garis bawahi tidak menganggap aturan itu menjadikan arti di larangnya hak kebebasan pola hidup di lingkungan masyarakat menjadi bekal serta cirri dari setiap pribadi seseorang di manapun ia berada, ia sudah mengerti aturan yang seimbang memanage diri. Ciri pola hidup yang teratur merefleks, spontan dengan mengingat aturan-aturan yang baik untuk dirinya dan orang lain, maka ia berhasil membuat pola hidup yang tahu akan aturan pada lingkungannya.
16.  Menghormati pada sebuah perbedaan.
Sosiologi memberikan manfaat bagaimana seseorang dapat saling menghormati dari semua bukti-bukti yang teruji memberikan pengertian perbedaan apapun dapat di satukan dan saling menguatkan dari sisi-sisi yang berbeda. Contohnya dalam sebuah perbedaan pendapat pada forum yang sangat penting untuk mewujudkan satu persamaan yang saling di butuhkan satu dengan yang lainnya tanpa ada sikap dan perilaku yang membuat perbadaan itu seakan-akan yang menjadikan diri seorang rendah, merasa tidak adil. Karena memang hak asasi manusia adalah mutlak pada siapapun itu.
17.  Menciptakan Kerjasama antar pihak
Pengetahuan sosiologi menciptakan macam-macam ide sosial pada pembangunan sebuah kemajuan ilmu-ilmu sosial keterkaitan akan kerjasama antar pihak tertentu untuk mencapai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak merugikan pihak lain. Pada proses kerjasama pun terdapat interaksi dan timbal balik yang di inginkan oleh orang-orang yang terlibat kerjasam. Kerjasam memerlukan standart mutu yang ditentukan pada manfaat kerjasama yang baik, seperti apa yang menjadi ciri penelitian terapan.
18.  Penyesuaian Diri pada Lingkungan
Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri seseorang dalam menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta pemahaman pada setiap karakterisasi lingkungan tempat yang kita sedang berdiri. Sebagaimana pada sosiologi kontak langsung dengan seseorang tidak dapat di hindari. Dimana dapat memberikan pengetahuan cara bersosialisasi kumpul dengan khalayak dengan hanya mendahulukan ego sendiri termasuk penghambat untuk kita lebih menyesuaiakan lingkungan. Karena rasa ke-AKUan tidak bisa membuat proses-proses berbaur lebih baik pada pihak manapun.
19.  Perbaikan Diri Menanggapi Masalah
Sosiologi juga tak jauh dari materi yang pernah ada tentang penngendalian, adapun termasuk pengendalian diri dalam melihat satu titik masalah yang tidak bisa di keluarkan dan dipecahkan dengan amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di pihak lain. Musyawarah dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau introspeksi diri “apa yang kurang dari diri saya, perilaku saya ?” tidak hanya berselisih satu sama lain, karena kita saling berdampingan untuk saling mengisi dengan tanggung jawab serta langkah dewasa untuk tidak terpuruk pada masalah. Kita perlu berinteraksi dan berhati-hatidi setiap mengambil keputusan untuk tidak masuk pada lubang yang sama.

4.      Objek Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek :
1.      Objek Material
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
2.      Objek Formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
 Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi. Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial dan rasa kebersamaan.
Menurut Ralp Linton masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Menurut Paul B Horton masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
Ciri-Ciri Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto ciri-ciri masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
2.      Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama sehingga menciptakan sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
3.      Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4.      Merupakan suatu sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan.
Marion Levy menyatakan bahwa ada empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu:
1.      Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.
2.      Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
3.      Adanya sistem tindakan bersama yang bersifat swasembada.
4.      Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama
5.      (Talcott Parson) Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

5.      Ciri-Ciri Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Johnsons, 1967 (dalam Soekanto,1982:14-15) mengemukakan ciri-ciri sosiologi sebagai Ilmu pengetahuan. Adapun ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut:
1.      Sosiologi bersifat empiris
Artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2.      Sosiologi besifat teoritis
Artinya sosiologi selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
3.      Sosiologi bersifat kumulatif
Artinya bahwa teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas atau memperhalus teori-teori lama.
4.      Sosiologi bersifat non-etis. Artinya permasalahan yang dipersoalkan bukanlah buruk atau baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

6.      Hakikat Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
1.      Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam. Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari berbagai macam aspek dari manusia dan masyarakat. Sedangkan ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri fisik dari alam.
2.      Sosiologi bersifat kategoris, artinya mempelajari apa yang terjadi bukan apa yang seharusnya terjadi.
3.      Tergolong ke dalam ilmu murni.
4.      Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bukan kongkret. Artinya, bahwa yang diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi bukan wujudnya yang kongkret.
5.      Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola umum manusia dan masyarakat.
6.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya mempelajari gejala umum pada umat manusia.

7.      Manfaat Mempelajari Sosiologi
Sesungguhnya, studi sosiologi sangat penting bagi kita sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Mengapa? Sosiologi mempelajari berbagai hubungan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat. Agar hubungan itu berjalan dengan baik, tertib, lancar, dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan, maka dalam hidup bermasyarakat tersebut manusia menciptakan berbagai norma, nilai, dan tradisi sebagai pengatur sekaligus pedoman bagi anggota masyarakat dalam bersikap dan bertingkah laku.
Namun demikian tidak jarang muncul perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga melahirkan perilaku menyimpang dan konflik di antara anggota masyarakat. Uraian yang telah kita bahas bersama menunjukkan bahwa sosiologi pada dasarnya berbicara mengenai kita serta masyarakat di mana kita hidup dan melakukan interaksi. Manfaat apa yang dapat kamu petik dan rasakan dengan mempelajari sosiologi?...
Berikut ini disebutkan beberapa manfaat mempelajari sosiologi.
a.       Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
b.      Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta dapat melihat 'dunia' atau 'budaya' lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
c.       Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan kelompok.
d.      Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e.       Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat.
f.       Akhirnya, bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kami uraikan dalam tulisan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Bahwa dengan belajar sosiologi, kita mendapat cara bagaimana menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
2.      Dengan belajar sosiologi kita paham apa arti makhluk sosial dan cara menyesuaikannya.
3.      Mengetahui bagaimana manfaat sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat.

B.     Saran-saran
1.      Hendaknya selalu tekun dalam mempelajari suatu hal. Terlebih-lebih dalam mempelajari ilmu sosiologi karena kemarin kita banyak mempelajari pasti kita akan menemukan cara-cara tersendiri yang lebih cepat memahami pelajaran sosiologi.
2.      Kepada para pembaca hendaknya jangan lekas puas dengan apa yang sudha dipelajari karena masih banyak hal-hal yang belum kita ketahui.
Mungkin inilah yang diwacanakan oleh penulis  meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena penulis manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan penulis juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi dan Ekonomi Politik, Bapak AKHSAN ABEDE., yang telah memberi tugas demi kebaikan penulis sendiri dan untuk negara dan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Budiyono. 2000. Sosiologi untuk SMA X. Kartasura Surakarta. Citra Pustaka
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar