SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA / SEMOGA BERMANFAAT / JANGAN LUPA SHOLAT, BACA QUR'AN, SEDEKAH DAN SOLAWATAN

Sabtu, 05 April 2014

EKONOMI PERTANIAN "Tugas Laporan Analisis Usaha Tani"_PRODI IESP_SEMESTER III



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pembangunan nasional dewasa ini diprioritaskan pada bidang perekonomian sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian. Apalagi negara kita terkenal dengan negara agraris yang mempunyai areal pertanian yang cukup luas, dengan smber daya alam yan masih sangat perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan disektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang diharapakan dapat memperbaiki taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat yang masih tergantung pada sektor pertanian.
Tingkat pendapatan petani secara umum dipengeruhi oleh beberapa komponen yaitu : jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam pertaniannya. Ini berarti bahwa perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian merupakan usaha untuk memperbaiki taraf kehidupan sebagian besar penduduk yang terolong miskin.
Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam kenyataannya berbicara lain. Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga mendadak turun, dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan jauh melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga rendah dan tidak menentu membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan patah semengat untuk tetap megembangkan usaha pertaniannya. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga.
Untuk memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani dituntut kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar biaya produksi yan telah dikeluarkan.
Untuk itu pada mata kuliah Ekonomi Pertanian, kami melakukan wawancara di desa Sepee Kabupaten Barru pada petani responden yang berada disana mengenai biaya yang dikeluarkan pada saat awal produksi hingga pendapatan setelah panen serta bagaimana pemasarannya. Selain itu juga kita dapat mengetahui kehidupan sehari – hari serta pertanian yang ada di desa tersebut. Sebagian besar petani yang berada di desa tersebut adalah tergolong petani konvensional karena kebanyakan dari petani masih memakai pupuk anorganik dan pestisida kimia.

1.2  Tujuan
Bedasarkan latar belakang yang telah tertulis diatas dapat disimpulkan bahwa pembuatan laporan ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan produksi usahatani yang dilakukan oleh para petani responden.




1.3  Manfaat
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.      Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya dalam hal ini adalah Desa Sepee Kabupaten Barru, dalam rangka pembinaan terhadap petani padi dalam upaya peningkatan hasil produksi dan tingkat pendapatan petani.
2.      Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang masalah pertanian khususnya sektor tanaman padi.
3.      Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penkajian masalah yang relevan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani
2.1.1 Pengertian usaha
Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud.
2.1.2 Pengertian Tani
Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam atau mata pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.
2.1.3 Pengertian Usahatani
Menurut Prawirokusumo (1990) :
Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, perikanan atau peternakan.
Menurut Ken Suratiyah (2002) :
Pengetahuan terapan tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan, mengorganisasikan serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien sehingga memberikan pendapatan maksimal.
Menurut Mosher (1968) :
Mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.
Menurut Soekartawi (2006) :
Usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Menurut Soeharjo dan Patong (1973) :
Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Menurut Hernanto (1989) :
Usahatani adalah sebagai organisasi alam, kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
Definisi usahatani yang dipilih sesuai dengan kondisi indonesia adalah :
Menurut Soeharjo dan Patong (1973) :
Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Alasan :
Dari pengertian tersebut bisa menggambarkan kondisi alam Indonesia yang memiliki potensi alam yang kaya mulai dari daratan hingga lautan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin tentunya dapat memenuhi kebutuhan keluarga maupun orang lain.
Klasifikasi Usahatani
1)      Corak dan Sifatnya terbagi atas :
·         Usahatani Subsistem yaitu merupakan kegiatan usahatani yang tujuan berproduksinya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga.
·         Usahatani Komersil yaitu kegiatan usahatani yang tujuan berproduksinya untuk di pasarkan dengan memperhatikan kulitas dan kuantitasnya.


2)      Usahatani Berdasarkan Organisasinya yaitu :
·         Individual Farm adalah usahatani yang seluruh prosesnya dikerjakan oleh petani itu sendiri berserta keluarga, mulai dari perencanaan, pengolahan, sampai dengan penjualan (Pemasaran).
·         Collectiv Farm (Usahatani Kolektif) adalah usahatan yang seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natural maupun keuntungan.
·         Cooperative Farm (Usahatani Koperatif) adalah usahatani yang merupakan dimana setiap prosesnya dikerjakan tiap individu hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan secara berkelompok.
3)      Usahatani berdasarkan polanya terbagi atas :
·         Usahatani khusus adalah usahatani yang diusahakan khusus satu jenis tanaman tanpa mengolah tanaman lain.
·         Usahatani tidak khusus adalah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usahatani secara bersama-sama tetapi dengan batasan yang tegas.
·         Usahatani campuran adalah usahatani yang mengusahakan cabang usahatani yang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batasan yag tegas.
Tri Tunggal Usahatani
1)      Petani
·         Petani => Seorang yang bergerak dibidang bisnis pertanian utamanya dengan cara pegolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memeliara tanaman.
·         Petani => Sebagai Manajer, dimana sebagai pengambil keputusan bisnis dalam mengelolah usahataninya.
·         Petani => Sebagai juru tani yang membedakan kehidupan tumbuhan dan hewan liar dengan pertanian dan peternakan adalah dengan adanya pengolahan.
Ciri-ciri Propesi petani :
1.      Berbeda dengan yang lainnya,
2.      Petani membutuhkan peluang dan kesempatan,
3.      Petani sadar akan ketidak pastian dalam usahataninya sehingga umumnya petani sangat hati-hati dalam pengambilan keputusan produksi atau mengadopsi tekhnik budidaya baru,Petani sebagai manusia memiliki 4
4.      kapasitas penting yaitu bekerja, belajar, berfikir kreatif dan memiliki harapan dan cita-cita.
Peran Keluarga dalam Usahatani
1.      Kaum lelaki bekerja sebagai pengelolah lahan,
2.      Perempuan bertugas membawa hasil dan menjual kepasar,
3.      Perempuan bertugas menyemaikan dan menanam.
Petani dan keluarga selain dapat dipandang sebagai unit kolektif juga dapat dipandang sebagai unit konsumsi.
2)      Lahan
Lahan adalah Sumber Daya Alam fisik yang mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan manusia karena diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, kemudian  untuk melakukan kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan pertambangan, dsb.
Kemampuan lahan sebagai input pertanian dinilai dari :
1.      Kesesuaian lahan untuk ditanami jenis tertentu,
2.      Kemampuan lahan untuk berproduksi,
3.      Kemampuan lahan untuk diolah secara berlanjut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya kemampuan lokasi pertanian :
1.      Kemiringan lereng
2.      Irigasi dan drainase
3.      Kedalaman tanah
4.      Tekstur bawah tanah
5.      Derajat kelembaban
6.      Resiko kebanjiran.
Konsevasi lahan
Arsyad (1985) memberikan pengertian tentang konservasi adalah keampuan tanah sesuai dengan kemampuannya, memberikan perlakuan kepada tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah tidak rusak agar dapat dipergunakan serta dapat untuk produktif untuk waktu yang tidak terbatas.
Definisi konservasi
Penerapan berbagai tindakan atau perlakuan yang diperlukan pada suatu tanah usahatani agar terjadi peningkatan produk dan membangun produktivitas tanah yang dilakukan pada saat bersamaan.
Mengahadapi hambatan lahan
- Menyempitnya lahan => Usahatani semakin di intensifkan,
- Lahan menjadi langkah => pendapatan diluar pertanian,
- Pengelolaan pohon memainkan peran penting dalam proses intensifikasi.
3)      Tanaman
Tanaman adalah semua subyek usahatani yang bukan hewan dan di budidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu.
Faktor Produksi Lahan atau Tanah
Pada umumnya faktor produksi tanah merupakan yang bersifat :
ü  Relatif langkah dibanding dengan faktor produksi lainnya,
ü  Distribusi penguasaannya dimasyarakat tidak merata.
1)      Sumber pemilikan tanah dapat diperoleh dari beberapa sumber antar lain :
·         Dibeli
Tanah yang dibeli merupakan tanah milik, yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Dibuktikan dengan bukti kepemilikan yaitu sertifikat yang dikeluarkan oleh negara melalui Dirjen Agraria,
- Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yang berlaku secara adil dan proseduril,
- Jual beli dapat dilakukan melalui pembuatan akta tanah yang ditetapkan pemerintah, yaitu notaris dan camat sebagai PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah),
- Setelah akta jual beli diperoleh, baru di ajukan kekantor Agraria Kabupaten untuk disertifikatkan.
·         Disewa
·         Di sakap
·         Pemberian oleh negara
Tanah pemberian oleh Negara dapat diperoleh melalui :
- Pelaksana UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria)
- Transmigrasi
- PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat)
- TIR (Program Tambak Inti Rakyat)
·         Warisan. Tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya.
·         Wakaf. Tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain (misalnya untuk kegiatan sosial).
·         Membuka lahan sendiri. Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan tanah hak ulayat adalah hak yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan dengan hubungan hukum konkrit antara masyarakat, hukum adat dengan tanah dalam wilayah.


2)      Status Tanah
Status tanah adalah hubungan tanah usahatani dengan pengolahannya terdapat beberapa macam status tanah antara lain :
·         Tanah Milik. Tanah milik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-   Bebas diolah oleh petani
-   Bebas untuk direncanakan dan menentukan cabang usaha diatas tanah tersebut
-   Bebas menggunakan teknis  dan cara budidaya yang paling dikuasai dan paling disenangi oleh petani
-   Bebas diperjual belikan
-   Dapat menumbuhkan menurut tanggung jawab atas tanah tersebut
-   Dapat menjamin sebagai agunan.
·         Tanah Sewa
Tanah sewa adalah tanah disewa oleh petani kepada pihak lain, karena itu petani mempunyai pihak kewenangan seperti tanah milik diluar jangka waktu sewa yang disepakati, tetapi penyewa tidak boleh menjual dan menjadikan sebagai agunan.
·         Tanah Sakap
Tanah sakap adalah tanah orang lain yang atas persetujuan pemiliknya digarap atau dikelola oleh pihak lain, dalam pengolahan usahatani seperti penentuan cabang usahatani dan pilihan teknologi harus dikonsultasikan dengan pemiliknya.
·         Tanah Gadai
Tanah gadai adalah pengalihan penguasaan hak garap tanah dari pemilik tanah kepada pemilik uang. Ada dua motif yang melandasi terjadinya hal ini, yaitu motif ekonomi (Rumah Tangga Kecil atau Sedang), dan Motif Sosial (Kalau menyewakan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan yang besar seperti pernikahan atau khitan anaknya).
·         Tanah Pinjaman.
3)      Tanah Sebagai Ukuran Usahatani
Total tanah usahatani sebagai jumlah luas tanah yang digunakan untuk usahatani (Ha).
Misalnya Petani A memiliki tanah 3 tempat untuk usahataninya setiap tanah disuatu tempat disebut PersilPersil 1 = 3 Ha, Persil 2 = 0.5 Ha, dan Persi 3 = 0.8 Ha, hingga total adalah 4.24 Ha. Total luas pertanian adalah jumlah luas pertanaman pada tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu 1 tahun.\
Kegiatan Usahatani
Memerlukan tenaga kerja meliputi :
ü  Persiapan Tanaman
ü  Pengadaan Saprodi
ü  Penanaman dan Persemaian
ü  Pemeliharaan
-          Penyiangan
-          Pemangkasan
-          Pemupukan
-          Pengaturan air
ü  Panen dan pengangkutan hasil penjualan.

2.2 Usahatani Padi
Usahatani padi adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output berupa padi yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Usahatani padi sawah atau biasa disebut dengan budidaya padi sawah merupakan salah satu usaha tani utama di Indonesia. Padi di Indonesia merupakan tanaman penting sebagai sumber bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu nasi.
Usaha tani padi sawah ( Oryza Sativa )
Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi                             : Spermatophyta
Sub divisi                       : Angiospermae
Kelas                              : Monotyledonae
Keluarga                        : Gramineae (Poaceae)
Genus                            : Oryza
Spesies                           : Oryza spp.
Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua sub spesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.

2.3 Analisis Biaya dan Pendapatan
2.3.1 Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Biaya Produksi Usahatani
Ø Biaya Tetap (Fixed Cost)
·         Biaya yang dikeluarkan yang tidak habis terpakai dalam satu kali priode produksi (Soekartawi)
·         Biaya yang dikeluarkan yang bisa dipakai berulang-ulang dalam proses produksi (Mubyarto)
·         Biaya yang dikeluarkan yang tidak mempengaruhi besar kecilnya tingkat produksi.
Contoh : Cangkul, Parang, Handsprayer, Sewa Lahan, Pajak Lahan, Iuran Air Irigasi.
Rumus Penyusutan =
Nilai Baru – Nilai Sisa
Umur Ekonomis

Ø Biaya Variabel atau Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
·         Biaya yang dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu kali priode produksi.
·         Biaya yang tidak bisa digunakan berkali-kali dalam proses produksi.
·         Biaya yang dikeluarkan yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat produksi
Contoh : bibit, pupuk, tenaga kerja
Ø Total Cost atau Total Biaya = Variabel Costs + Fixed Costs.
2.3.2   Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil perkalian antara produksi dengan harga jual produksi (Pendapatan Kotor).
Rumus :
TR = P x Q
Dimana :
·         Q            = Jumlah Produksi
·         P                        = Harga Produksi
2.3.3 Pendapatan Usahatani
Besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam satu kali musim tanam dapat diketahui dengan menggunakan alat analisis
Rumus :
𝜋 = TR – TC

 Dimana :
·         ԉ = Pendapatan
·         TR = Total Revenue (Total Penerimaan) diperoleh dari P x HP
·         TC = Total Cost (Total Biaya) diperoleh Dari BT + BV
2.3.4 Analisis Return and Cost Ratio ()
Analisis  digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani dengan memperbandingkan antara Total Penerimaan dengan Total Biaya
Rumus :
 ()  =
Kriteria :
·         R/C-Ratio >1 = Untung
·         R/C-Ratio = 1 = Impas (tidak rugi dan tidak untung)
·         R/C-Ratio < 1 = Rugi





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Identitas Responden
Pada tanggal 7 Desember 2013, saya melakukan penelitian pada dua usaha tani di desa Sepee Kabupaten Barru dengan menggunakan metode wawancara langsung dengan bantuan kuisioner kepada dua petani yang bernama bapak Sultan dan bapak Rahmat.
3.1.1 Identitas Responden 1
Bapak Sultan sebagai responden pertama adalah pria paruhbaya dan seorang muslim yang berusia 45 tahun yang bertempat tinggal di Desa Sepee Kabupaten Barru. Pendidikan bapak Sultan sampai pada tingkat SD/ sederajat. Bapak Sultan memiliki jumlah keluarga 6 orang termasuk beliau sendiri dan semua menjadi tanggung jawab beliau. Beliau memiliki seorang istri yang bernama ibu Samsia berumur 42 tahun yang hanya menjenjang pendidikan sampai kelas 5 SD, 2 orang anak yang bernama Haedar (25 tahun) dan Subhan (12 tahun), 1 menantu perempuan bernama Satriani berumur 24 tahun yang merupakan istri dari anak pertamanya yaitu Haedar, dan seorang cucu yang bernama Ikhsan. Anak kedua pak Sultan yaitu Subhan masih duduk di bangku SD kelas 6 sedangkan cucu Pak Sultan masih berusia 4 tahun.
Bapak Sultan memiliki lahan sawah seluas 60 are yang digunakan beliau untuk mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab beliau. Pengalaman berusaha tani beliau sudah 10 tahun. Selain sebagai petani padi, pak Sultan juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani sayur.
3.1.2 Identitas Responden 2
Responden ke dua yaitu pak Rahmat, pria paruhbaya dan juga seorang muslim yang berusia 50 tahun. Pendidikan pak Rahmat sampai pada tingkat SMP/ sederajat. Pak Rahmat memiliki jumlah keluarga 5 orang termasuk beliau sendiri, namun hanya istri dan 2 orang anaknya menjadi tanggung jawab beliau. Istri beliau bernama Mursia (48 tahun), anak-anaknya bernama Aris (27 tahun), Linda (20 tahun) dan Asmar (12 tahun). Anak pertamanya yaitu Aris bekerja di luar daerah dan sudah menikah sehingga sudah tidak termasuk tanggungan beliau. Anak ke dua yaitu Linda yang hanya sempat menikmati pendidikan sampai kelas 2 MTsN. Dan anak terakhirnya masih duduk di bangku SD kelas 5.
Bapak Rahmat memiliki lahan sawah seluas 1 hektar yang digunakan beliau untuk mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab beliau. Pengalaman berusaha tani beliau sudah 12 tahun. Selain sebagai petani padi, pak Rahmat juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani sayur.

3.2    Tabel Biaya dan Pendapatan
3.2.1 Tabel Biaya dan Pendapatan Responden 1
Tabel.1 Pendapatan
No.
Komoditi
Satuan
Jumlah Produksi
Harga Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)


1
Padi
Kg
1000 kg
Rp 6.400
 Rp 6.400.000


Tabel.2 Pengeluaran/ Biaya Peralatan Usahatani yang dimiliki
No
Jenis Alat
Jumlah (buah)
Nilai Baru (Rp)
Nilai Sekarang (Rp) 
Lama Pemakaian (tahun)
NPA (Rp)
1
Traktor
1
Rp 22.500.000
Rp 20.500.000
8
Rp 250.000
2
Cangkul
1
Rp 40.000
Rp 25.000
2
Rp 10.000

Total NPA                                                                              =  Rp 260.000


Tabel.3 Pengeluaran / Biaya (TVC dan TFC)
No
Perincian
Satuan
Jumlah Fisik
Harga / Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)
1
Saprodi





a. Pupuk





Urea
Kg
100 kG
1 sak (50kg) = Rp 93.000        @Rp 1.860/kg
Rp 186.000

ZA
Kg
100 Kg
1 sak (50kg) =  Rp 75.000                @Rp 1.500/kg
Rp 150.000

    TSP
Kg
100 Kg
1 sak (50kg) = Rp 103.000        @Rp 2.060/kg
Rp 206.000

    NPK Phoska
Kg
100 kG
1 sak (50kg) = Rp 118.000    @Rp 2.360/kg
Rp 236.000

b. Pestisida





Bentan (racun keong)  
Gram
500 gram
Rp 55.000/100 gram
Rp 275.000

Racun Tikus
Bungkus
10 bungkus
Rp 5.000/bungkus
Rp 50.000

Decis (racun belalang)
Gram
250 gram
Rp 45.000/100 gram
Rp 112.500
2
Tenaga Kerja





a. Pembibitan
HKSP
3 Orang
1 are = Rp 10.000 × 60 are  = Rp 600.000/0rang                
Rp 1.800.000

b. Pengolahan

c. Penanaman

d. Pemeliharaan

e. Panen.
3
Pajak / Iuran





a. Pajak Tanah


Rp 1.250/are
Rp 1.250 × 60 are = Rp 75.000

b. Iuran Air


Rp 150.000/hektar                  = Rp 1.500/are
Rp 1.500 × 60 are        = Rp 90.000
4
Total Biaya Variabel (1+2)                                                                                 =   Rp 3.015.500
5
Total Biaya Tetap (3+NPA)                                = Rp 165.000 + Rp 260.000  =   Rp 425.000
6
TC = TVC + TFC                                                                                                =   Rp 3.440.500                                                                             
3.2.2 Tabel Biaya dan Pendapatan Responden 2
Tabel.4 Pendapatan
No.
Komoditi
Satuan
Jumlah Produksi
Harga Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)


1
Padi
Kg
2500 kg
Rp 6700
 Rp 16.750.000


Tabel.5 Pengeluaran/ Biaya Peralatan Usahatani Yang Dimiliki
No
Jenis Alat
Jumlah (buah)
Nilai Baru (Rp)
Nilai Sekarang (Rp) 
Lama Pemakaian (tahun)
NPA (Rp)


1
Traktor
1
Rp 24.000.000
Rp 22.500.000
5
Rp 300.000

2
Cangkul
1
Rp 45.000
Rp 25.000
1
Rp 20.000

3
Alat Penyemprot Hama (sprayer)
1
Rp 500.000
Rp 200.000
3
Rp 100.000


Total NPA                                                                                  =   Rp 420.000




Tabel.6 Pengeluaran / Biaya (TVC dan TFC)
No
Perincian
Satuan
Jumlah Fisik
Harga / Satuan (Rp)
Total Nilai (Rp)
1
Saprodi





a. Pupuk





Urea
Kg
150 kG
1 sak (50kg) = Rp 93.000        @Rp 1.860/kg
Rp 279.000

ZA
Kg
100 Kg
1 sak (50kg) =  Rp 75.000                @Rp 1.500/kg
Rp 150.000

    TSP
Kg
100 Kg
1 sak (50kg) = Rp 103.000        @Rp 2.060/kg
Rp 206.000

    NPK Phoska
Kg
150 kG
1 sak (50kg) = Rp 118.000    @Rp 2.360/kg
Rp 354.000

b. Pestisida





Bentan (racun keong)  
Gram
800 gram
Rp 55.000/100 gram
Rp 440.000

Racun Tikus
Bungkus
20 bungkus
Rp 5.000/bungkus
Rp 100.000

Decis (racun belalang)
Gram
500 gram
Rp 45.000/100 gram
Rp 225.000

DMAG
Botol
4 botol
Rp 35.000
Rp 140.000

Koptur
Liter
2 liter
Rp 45.000
Rp 90.000
2
Tenaga Kerja





a. Pembibitan
HKSP
5 Orang
1 are = Rp 10.000 × 100 are  = Rp 1.000.000/0rang                
Rp 5.000.000

b. Pengolahan

c. Penanaman

d. Pemeliharaan

e. Panen.
3
Pajak / Iuran





a. Pajak Tanah


Rp 1500/ are
Rp 150.000

b. Iuran Air


Rp 160.000/hektar                 
Rp 160.000
4
Total Biaya Variabel (1+2)                                                                             =   Rp 6.984.000
5
Total Biaya Tetap (3+NPA)                             = Rp 310.000 + Rp 420.000 =   Rp 730.000
6
TC = TVC + TFC                                                                                            =   Rp 7.714.000
3.3 Pemasaran
Pengertian sehari-hari arti pemasaran adalah aktfitas jual beli dalam bidang ekonomi pemasaran tidak terbatas pada kegiatan jual beli saja akan tetapi semua aktifitas ekonomi uang memungkinkan barang dan jasa bergerak dari produksen sampai ke konsumen.
Menurut Soekartawi (1993) pemasaran atau marketing pada prinsipnya adalah aliran barang dari produksen ke konsumen, aliran barang ini dapat terjadi karena adanya lembaga pemasaran.
Sedangkan menurut Mubyarto (1994) tataniaga atau pemasaran diartikan sabagai suatu kegiatan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya pemindahan milik barang dan jasa untuk menyalurkan distiribusi dari produksen ke konsumen.
3.3.1 Pemasaran Hasil Produksi Usahatani Oleh Responden 1 dan 2
Hasil produksi padi dijual sendiri oleh pak Sultan dan pak Rahmat, dimana beliau-beliau hanya memasarkan hasil taninya di rumah mereka masing-masing. Dalam memasarkan hasil produksinya itu pak Sultan dan pak Rahmat tidak mengalami kesulitan karena pembeli siap beli dan dalam menjualkan hasil produksinya itu beliau-beliau tidak melakukan penyortiran dengan kata lain menggabungkan atau tidak ada pemisahan hasil yang berkualitas dengan yang kurang berkualitas.

3.4 Pembahasan Pendapatan
3.4.1 Pembahasan Pendapatan Kotor/Penerimaan Responden 1
Hasil sekali panen dari lahan seluas 60 are milik bapak Sultan yaitu 1 ton atau 1000kg.
Harga per 1 kg yaitu Rp 6.200
Maka hasil yang diperoleh adalah
TR = P x Q
    = Rp 6.400 × 1000kg   = Rp 6.400.000
3.4.2 Keuntungan/ Pendapatan Bersih Responden 1
𝜋  =  TR – TC
    =  Pendapatan – Biaya Pengeluaran
    =  Rp 6.400.000 - Rp 3.440.500
    =  Rp 2.959.500
3.4.3 Pembahasan Pendapatan Kotor/Penerimaan Responden 2
Hasil sekali panen dari lahan seluas 1 hektar milik bapak Rahmat yaitu 2,5 ton atau 2500kg.
Harga per 1 kg yaitu Rp 6.700
Maka hasil yang diperoleh adalah
TR = P x Q
       =  Rp 6.700 × 2500kg  = Rp 16.750.000
3.4.4 Keuntungan/Pendapatan Bersih Responden 2
𝜋   =  TR – TC
        =  Pendapatan – Biaya Pengeluaran
        =  Rp 16.750.000 - Rp 7.714.000
        =  Rp 9.036.000

3.5 Pembahasan Return and Cost Ratio ()
3.5.1 Return and Cost Ratio () Responden 1

()  =
                         
       =    = 1,86

Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 1,86 > 1 berarti usahatani pak Sultan tersebut layak.


3.5.2 Return and Cost Ratio () Responden 2

()  =
                         
       =    = 2,17

Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 2,17 > 1 berarti usahatani pak Rahmat tersebut layak.
·      Sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani padi pak Sultan dan pak Rahmat tersebut layak untuk dilanjutkan karena memiliki nilai R/C ratio lebih besar dari 1.




BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Usahatani padi sawah atau biasa disebut dengan budidaya padi sawah merupakan salah satu usaha tani utama di Indonesia. Padi di Indonesia merupakan tanaman penting sebagai sumber bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu nasi.
Biaya produksi dalam usahatani terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan, serta biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Bedasarkan data-data yang telah dijelaskan pada pembahasan, petani responden 1 yaitu pak Sultan yang memiliki luas lahan 60 are mendapatkan hasil panen 1 ton dengan harga jual Rp 6.400, sehingga penerimaan beliau sebanyak Rp 6.400.000. Akan tetapi penerimaan tersebut harus dikurangi dengan biaya-biaya awal usahatani yang dilakukan seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja dan lain sebagainya yaitu sebesar Rp 3.440.500. Sehingga pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh oleh pak Sultan yaitu sebesar  Rp 2.959.500. Serta nilai R/C ratio usahatani beliau yakni 1,86 dan  itu > 1.
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh petani responden 1 yaitu bapak Sultan menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan dan layak untuk dikembangkan.
Sedangkan data-data untuk petani responden 2 yaitu pak Rahmat memiliki luas lahan 1 hektar  mendapatkan hasil panen 2,5 ton dengan harga jual Rp 6.700, sehingga penerimaan beliau sebanyak Rp 16.750.000. Akan tetapi penerimaan tersebut harus pula dikurangi dengan biaya-biaya awal usahatani yang dilakukan seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja dan lain sebagainya yaitu sebesar Rp 7.714.000. Sehingga pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh oleh pak Rahmat yaitu sebesar  Rp 9.036.000. Adapun nilai R/C ratio usahatani beliau yakni 2,17 dan  itu > 1.
Dari pernyataan di atas dapat pula disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh petani responden 2 yaitu bapak Rahmat juga menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan dan layak untuk dikembangkan.

4.2 Saran
Setelah melakukan wawancara kepada petani responden, bapak Sultan dan bapak Rahmat, saya ingin memberi saran kepada  beliau agar mereka tidak memakai pupuk kimia dan pestisida kimia secara terus-menerus karena hal itu akan merusak lingkungan dan lahan sawah yang digunakan akan terdegradasi. Sebaiknya petani responden tersebut seharusnya mulai menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati agar kerusakan lahan yang ada dapat dikurangi.


DAFTAR PUSTAKA