BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan nasional dewasa ini
diprioritaskan pada bidang perekonomian sehingga pemerintah selalu berusaha
untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian.
Apalagi negara kita terkenal dengan negara agraris yang mempunyai areal
pertanian yang cukup luas, dengan smber daya alam yan masih sangat perlu digali
dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Sasaran utama pembangunan pertanian
dewasa ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena
itu kegiatan disektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan
peningkatan produk pangan baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan
diversifikasi pertanian yang diharapakan dapat memperbaiki taraf hidup petani,
memperluas lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat yang masih tergantung
pada sektor pertanian.
Tingkat pendapatan petani secara
umum dipengeruhi oleh beberapa komponen yaitu : jumlah produksi, harga jual,
dan biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam pertaniannya. Ini berarti bahwa
perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian merupakan usaha untuk
memperbaiki taraf kehidupan sebagian besar penduduk yang terolong miskin.
Padi merupakan salah satu komoditi
yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut
dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan
meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh
hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam
kenyataannya berbicara lain. Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi
harga mendadak turun, dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah
diprediksikan jauh melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan, produksi
minim, harga rendah dan tidak menentu membuat petani padi kadang merasa kecewa
bahkan patah semengat untuk tetap megembangkan usaha pertaniannya. Hal ini
disebabkan karena setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan
biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan,
pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga.
Untuk memperoleh pendapatan yang
memuaskan petani, maka petani dituntut kecermatannya dalam mempelajari
perkembangan harga sebagai solusi dalam menentukan pilihan, apakah ia memutuskan
untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Namun bagi petani yang secara
umumnya menggantungkan hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak
memiliki kemampuan untuk menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi
sehari-hari dan membayar biaya produksi yan telah dikeluarkan.
Untuk itu pada mata kuliah Ekonomi Pertanian,
kami melakukan wawancara di desa Sepee Kabupaten Barru pada petani responden
yang berada disana mengenai biaya yang dikeluarkan pada saat awal produksi
hingga pendapatan setelah panen serta bagaimana pemasarannya. Selain itu juga
kita dapat mengetahui kehidupan sehari – hari serta pertanian yang ada di desa
tersebut. Sebagian besar petani yang berada di desa tersebut adalah tergolong
petani konvensional karena kebanyakan dari petani masih memakai pupuk anorganik
dan pestisida kimia.
1.2
Tujuan
Bedasarkan latar belakang yang telah tertulis
diatas dapat disimpulkan bahwa pembuatan laporan ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan produksi usahatani yang dilakukan oleh para petani responden.
1.3
Manfaat
Dari
hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.
Sebagai
sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya dalam hal ini adalah Desa
Sepee Kabupaten Barru, dalam rangka pembinaan terhadap petani padi dalam upaya
peningkatan hasil produksi dan tingkat pendapatan petani.
2.
Untuk
menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang masalah pertanian khususnya
sektor tanaman padi.
3.
Sebagai
bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan
penkajian masalah yang relevan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Usahatani
2.1.1 Pengertian usaha
Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan
untuk mencapai suatu maksud.
2.1.2 Pengertian Tani
Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam atau mata
pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.
2.1.3 Pengertian Usahatani
Menurut
Prawirokusumo (1990) :
Ilmu usahatani
merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau
menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, perikanan
atau peternakan.
Menurut Ken
Suratiyah (2002) :
Pengetahuan
terapan tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan,
mengorganisasikan serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
secara efektif dan efisien sehingga memberikan pendapatan maksimal.
Menurut Mosher (1968) :
Mengartikan usahatani sebagai himpunan dari sumber-sumber alam yang
ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan
air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.
Menurut
Soekartawi (2006) :
Usahatani
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Menurut
Soeharjo dan Patong (1973) :
Usahatani
adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja,
modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang
untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang
lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Menurut
Hernanto (1989) :
Usahatani
adalah sebagai organisasi alam, kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan
kepada produksi di lapangan pertanian.
Definisi
usahatani yang dipilih sesuai dengan kondisi indonesia adalah :
Menurut
Soeharjo dan Patong (1973) :
Usahatani
adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja,
modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang
untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang
lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Alasan :
Dari pengertian
tersebut bisa menggambarkan kondisi alam Indonesia yang memiliki potensi alam
yang kaya mulai dari daratan hingga lautan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan
untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin tentunya dapat memenuhi
kebutuhan keluarga maupun orang lain.
Klasifikasi Usahatani
1)
Corak dan Sifatnya terbagi atas :
·
Usahatani Subsistem yaitu merupakan
kegiatan usahatani yang tujuan berproduksinya untuk pemenuhan kebutuhan
keluarga.
·
Usahatani Komersil yaitu kegiatan
usahatani yang tujuan berproduksinya untuk di pasarkan dengan memperhatikan
kulitas dan kuantitasnya.
2)
Usahatani Berdasarkan Organisasinya
yaitu :
·
Individual Farm adalah usahatani
yang seluruh prosesnya dikerjakan oleh petani itu sendiri berserta keluarga,
mulai dari perencanaan, pengolahan, sampai dengan penjualan (Pemasaran).
·
Collectiv Farm (Usahatani Kolektif)
adalah usahatan yang seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu
kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natural maupun keuntungan.
·
Cooperative Farm (Usahatani
Koperatif) adalah usahatani yang merupakan dimana setiap prosesnya dikerjakan
tiap individu hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan
secara berkelompok.
3)
Usahatani berdasarkan polanya
terbagi atas :
·
Usahatani khusus adalah usahatani
yang diusahakan khusus satu jenis tanaman tanpa mengolah tanaman lain.
·
Usahatani tidak khusus adalah
usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usahatani secara bersama-sama
tetapi dengan batasan yang tegas.
·
Usahatani campuran adalah usahatani
yang mengusahakan cabang usahatani yang secara bersama-sama dalam sebidang
lahan tanpa batasan yag tegas.
Tri Tunggal Usahatani
1)
Petani
·
Petani => Seorang yang bergerak dibidang
bisnis pertanian utamanya dengan cara pegolahan tanah dengan tujuan untuk
menumbuhkan dan memeliara tanaman.
·
Petani => Sebagai Manajer, dimana sebagai
pengambil keputusan bisnis dalam mengelolah usahataninya.
·
Petani => Sebagai juru tani yang membedakan
kehidupan tumbuhan dan hewan liar dengan pertanian dan peternakan adalah dengan
adanya pengolahan.
Ciri-ciri Propesi petani :
1.
Berbeda dengan yang lainnya,
2.
Petani membutuhkan peluang dan
kesempatan,
3.
Petani sadar akan ketidak pastian
dalam usahataninya sehingga umumnya petani sangat hati-hati dalam pengambilan
keputusan produksi atau mengadopsi tekhnik budidaya baru,Petani sebagai manusia memiliki 4
4.
kapasitas penting yaitu bekerja, belajar, berfikir kreatif dan memiliki harapan dan cita-cita.
Peran Keluarga dalam Usahatani
1.
Kaum lelaki bekerja sebagai
pengelolah lahan,
2.
Perempuan bertugas membawa hasil dan
menjual kepasar,
3.
Perempuan bertugas menyemaikan dan
menanam.
Petani dan keluarga selain dapat
dipandang sebagai unit kolektif juga dapat dipandang sebagai unit konsumsi.
2)
Lahan
Lahan adalah Sumber Daya Alam fisik
yang mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan manusia karena diperlukan
manusia untuk tempat tinggal dan hidup, kemudian untuk melakukan kegiatan
pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan pertambangan, dsb.
Kemampuan
lahan sebagai input pertanian dinilai dari :
1.
Kesesuaian lahan untuk ditanami
jenis tertentu,
2.
Kemampuan lahan untuk berproduksi,
3.
Kemampuan lahan untuk diolah secara
berlanjut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi baik
buruknya kemampuan lokasi pertanian :
1.
Kemiringan lereng
2.
Irigasi dan drainase
3.
Kedalaman tanah
4.
Tekstur bawah tanah
5.
Derajat kelembaban
6.
Resiko kebanjiran.
Konsevasi lahan
Arsyad (1985) memberikan pengertian
tentang konservasi adalah keampuan tanah sesuai dengan kemampuannya, memberikan
perlakuan kepada tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah
tidak rusak agar dapat dipergunakan serta dapat untuk produktif untuk waktu
yang tidak terbatas.
Definisi konservasi
Penerapan berbagai tindakan atau
perlakuan yang diperlukan pada suatu tanah usahatani agar terjadi peningkatan
produk dan membangun produktivitas tanah yang dilakukan pada saat bersamaan.
Mengahadapi hambatan lahan
- Menyempitnya lahan => Usahatani semakin di intensifkan,
- Lahan menjadi langkah =>
pendapatan diluar pertanian,
- Pengelolaan pohon memainkan peran
penting dalam proses intensifikasi.
3)
Tanaman
Tanaman adalah semua subyek
usahatani yang bukan hewan dan di budidayakan pada suatu ruang atau media yang
sesuai untuk usaha itu.
Faktor Produksi Lahan atau Tanah
Pada umumnya faktor produksi tanah
merupakan yang bersifat :
ü
Relatif langkah dibanding dengan
faktor produksi lainnya,
ü
Distribusi penguasaannya
dimasyarakat tidak merata.
1)
Sumber pemilikan tanah dapat
diperoleh dari beberapa sumber antar lain :
·
Dibeli
Tanah
yang dibeli merupakan tanah milik, yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
- Dibuktikan
dengan bukti kepemilikan yaitu sertifikat yang dikeluarkan oleh negara melalui
Dirjen Agraria,
- Jual
beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yang berlaku secara adil dan
proseduril,
- Jual
beli dapat dilakukan melalui pembuatan akta tanah yang ditetapkan pemerintah,
yaitu notaris dan camat sebagai PPAT (Pejabat
Pembuat Akta Tanah),
- Setelah
akta jual beli diperoleh, baru di ajukan kekantor Agraria Kabupaten untuk
disertifikatkan.
·
Disewa
·
Di sakap
·
Pemberian oleh negara
Tanah
pemberian oleh Negara dapat diperoleh melalui :
- Pelaksana
UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria)
- Transmigrasi
- PIR
(Program Perkebunan Inti Rakyat)
- TIR
(Program Tambak Inti Rakyat)
·
Warisan. Tanah yang karena hukum agama
dibagikan kepada ahli warisnya.
·
Wakaf. Tanah yang diberikan atas seseorang
atau badan kepada pihak lain (misalnya untuk kegiatan sosial).
·
Membuka lahan sendiri. Tanah ini terjadi pada tanah dengan
hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan tanah hak ulayat adalah hak
yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan dengan hubungan hukum
konkrit antara masyarakat, hukum adat dengan tanah dalam wilayah.
2)
Status Tanah
Status tanah adalah hubungan tanah usahatani dengan
pengolahannya terdapat beberapa macam status tanah antara lain :
·
Tanah Milik. Tanah milik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
-
Bebas diolah oleh petani
-
Bebas untuk direncanakan dan
menentukan cabang usaha diatas tanah tersebut
-
Bebas menggunakan teknis dan
cara budidaya yang paling dikuasai dan paling disenangi oleh petani
-
Bebas diperjual belikan
-
Dapat menumbuhkan menurut tanggung
jawab atas tanah tersebut
-
Dapat menjamin sebagai agunan.
·
Tanah Sewa
Tanah
sewa adalah tanah disewa oleh petani kepada pihak lain, karena itu petani
mempunyai pihak kewenangan seperti tanah milik diluar jangka waktu sewa yang
disepakati, tetapi penyewa tidak boleh menjual dan menjadikan sebagai agunan.
·
Tanah Sakap
Tanah
sakap adalah tanah orang lain yang atas persetujuan pemiliknya digarap atau
dikelola oleh pihak lain, dalam pengolahan usahatani seperti penentuan cabang
usahatani dan pilihan teknologi harus dikonsultasikan dengan pemiliknya.
·
Tanah Gadai
Tanah
gadai adalah pengalihan penguasaan hak garap tanah dari pemilik tanah kepada
pemilik uang. Ada dua motif yang melandasi terjadinya hal ini, yaitu motif
ekonomi (Rumah Tangga Kecil atau Sedang), dan Motif Sosial (Kalau menyewakan
tidak cukup untuk membiayai kebutuhan yang besar seperti pernikahan atau khitan
anaknya).
·
Tanah Pinjaman.
3)
Tanah Sebagai Ukuran Usahatani
Total
tanah usahatani sebagai jumlah luas tanah yang digunakan untuk usahatani (Ha).
Misalnya
Petani A memiliki tanah 3 tempat untuk usahataninya setiap tanah disuatu tempat
disebut Persil. Persil 1 = 3 Ha, Persil 2 = 0.5 Ha, dan Persi
3 = 0.8 Ha, hingga total adalah 4.24 Ha. Total luas pertanian adalah jumlah
luas pertanaman pada tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu 1 tahun.\
Kegiatan
Usahatani
Memerlukan
tenaga kerja meliputi :
ü
Persiapan Tanaman
ü
Pengadaan Saprodi
ü
Penanaman dan Persemaian
ü
Pemeliharaan
-
Penyiangan
-
Pemangkasan
-
Pemupukan
-
Pengaturan air
ü
Panen dan pengangkutan hasil
penjualan.
2.2
Usahatani Padi
Usahatani padi
adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja,
modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang
untuk menghasilkan output berupa padi yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga
ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Usahatani padi
sawah atau biasa disebut dengan budidaya padi sawah merupakan salah
satu usaha tani utama di Indonesia. Padi di Indonesia merupakan tanaman penting
sebagai sumber bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu nasi.
Usaha tani padi sawah ( Oryza Sativa )
Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.
Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah
O. sativa dengan dua sub spesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di
Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi
kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah
yang memerlukan penggenangan.
2.3
Analisis Biaya dan Pendapatan
2.3.1
Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun
yang akan terjadi.
Biaya Produksi Usahatani
Ø Biaya
Tetap (Fixed Cost)
·
Biaya yang dikeluarkan yang tidak
habis terpakai dalam satu kali priode produksi (Soekartawi)
·
Biaya yang dikeluarkan yang bisa
dipakai berulang-ulang dalam proses produksi (Mubyarto)
·
Biaya yang dikeluarkan yang tidak
mempengaruhi besar kecilnya tingkat produksi.
Contoh : Cangkul, Parang,
Handsprayer, Sewa Lahan, Pajak Lahan, Iuran Air Irigasi.
Rumus Penyusutan =
|
Nilai Baru – Nilai Sisa
|
Umur Ekonomis
|
Ø Biaya Variabel atau Biaya Tidak Tetap (Variable
Cost)
·
Biaya yang
dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu kali priode produksi.
·
Biaya yang
tidak bisa digunakan berkali-kali dalam proses produksi.
·
Biaya yang
dikeluarkan yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat produksi
Contoh : bibit, pupuk, tenaga kerja
Ø Total
Cost atau Total Biaya = Variabel Costs + Fixed Costs.
2.3.2
Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani diperoleh dari
hasil perkalian antara produksi dengan harga jual produksi (Pendapatan Kotor).
Rumus :
TR = P x Q
Dimana :
·
Q =
Jumlah Produksi
·
P = Harga Produksi
2.3.3
Pendapatan Usahatani
Besarnya pendapatan yang diperoleh
petani dalam satu kali musim tanam dapat diketahui dengan menggunakan alat
analisis
Rumus :
𝜋 = TR – TC
Dimana
:
·
ԉ = Pendapatan
·
TR = Total Revenue (Total
Penerimaan) diperoleh dari P x HP
·
TC = Total Cost (Total Biaya)
diperoleh Dari BT + BV
2.3.4 Analisis
Return and Cost Ratio ()
Analisis digunakan untuk
mengetahui kelayakan usahatani dengan memperbandingkan antara Total Penerimaan
dengan Total Biaya
Rumus :
() =
Kriteria :
·
R/C-Ratio >1 = Untung
·
R/C-Ratio = 1 = Impas
(tidak rugi dan tidak untung)
·
R/C-Ratio < 1 = Rugi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Identitas Responden
Pada tanggal 7
Desember 2013, saya melakukan penelitian pada dua usaha tani di desa Sepee
Kabupaten Barru dengan menggunakan metode wawancara langsung dengan bantuan
kuisioner kepada dua petani yang bernama bapak Sultan dan bapak Rahmat.
3.1.1
Identitas Responden 1
Bapak Sultan
sebagai responden pertama adalah pria paruhbaya dan seorang muslim yang berusia
45 tahun yang bertempat tinggal di Desa Sepee Kabupaten Barru. Pendidikan bapak
Sultan sampai pada tingkat SD/ sederajat. Bapak Sultan memiliki jumlah keluarga
6 orang termasuk beliau sendiri dan semua menjadi tanggung jawab beliau. Beliau
memiliki seorang istri yang bernama ibu Samsia berumur 42 tahun yang hanya
menjenjang pendidikan sampai kelas 5 SD, 2 orang anak yang bernama Haedar (25
tahun) dan Subhan (12 tahun), 1 menantu perempuan bernama Satriani berumur 24
tahun yang merupakan istri dari anak pertamanya yaitu Haedar, dan seorang cucu
yang bernama Ikhsan. Anak kedua pak Sultan yaitu Subhan masih duduk di bangku
SD kelas 6 sedangkan cucu Pak Sultan masih berusia 4 tahun.
Bapak Sultan
memiliki lahan sawah seluas 60 are yang digunakan beliau untuk mencari nafkah
demi mencukupi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab beliau.
Pengalaman berusaha tani beliau sudah 10 tahun. Selain sebagai petani padi, pak
Sultan juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani sayur.
3.1.2
Identitas Responden 2
Responden ke
dua yaitu pak Rahmat, pria paruhbaya dan juga seorang muslim yang berusia 50
tahun. Pendidikan pak Rahmat sampai pada tingkat SMP/ sederajat. Pak Rahmat
memiliki jumlah keluarga 5 orang termasuk beliau sendiri, namun hanya istri dan
2 orang anaknya menjadi tanggung jawab beliau. Istri beliau bernama Mursia (48
tahun), anak-anaknya bernama Aris (27 tahun), Linda (20 tahun) dan Asmar (12
tahun). Anak pertamanya yaitu Aris bekerja di luar daerah dan sudah menikah
sehingga sudah tidak termasuk tanggungan beliau. Anak ke dua yaitu Linda yang
hanya sempat menikmati pendidikan sampai kelas 2 MTsN. Dan anak terakhirnya
masih duduk di bangku SD kelas 5.
Bapak Rahmat
memiliki lahan sawah seluas 1 hektar yang digunakan beliau untuk mencari nafkah
demi mencukupi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab beliau.
Pengalaman berusaha tani beliau sudah 12 tahun. Selain sebagai petani padi, pak
Rahmat juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani sayur.
3.2
Tabel Biaya dan Pendapatan
3.2.1
Tabel Biaya dan Pendapatan Responden 1
Tabel.1 Pendapatan
No.
|
Komoditi
|
Satuan
|
Jumlah Produksi
|
Harga Satuan (Rp)
|
Total Nilai (Rp)
|
|
1
|
Padi
|
Kg
|
1000 kg
|
Rp 6.400
|
Rp 6.400.000
|
Tabel.2 Pengeluaran/ Biaya Peralatan
Usahatani yang dimiliki
No
|
Jenis Alat
|
Jumlah (buah)
|
Nilai Baru (Rp)
|
Nilai Sekarang (Rp)
|
Lama Pemakaian (tahun)
|
NPA (Rp)
|
1
|
Traktor
|
1
|
Rp
22.500.000
|
Rp
20.500.000
|
8
|
Rp
250.000
|
2
|
Cangkul
|
1
|
Rp
40.000
|
Rp
25.000
|
2
|
Rp
10.000
|
|
Total
NPA
= Rp
260.000
|
Tabel.3 Pengeluaran / Biaya (TVC dan
TFC)
No
|
Perincian
|
Satuan
|
Jumlah Fisik
|
Harga / Satuan (Rp)
|
Total Nilai (Rp)
|
1
|
Saprodi
|
|
|
|
|
|
a.
Pupuk
|
|
|
|
|
|
Urea
|
Kg
|
100 kG
|
1
sak (50kg) = Rp 93.000 @Rp
1.860/kg
|
Rp
186.000
|
|
ZA
|
Kg
|
100 Kg
|
1
sak (50kg) = Rp 75.000 @Rp 1.500/kg
|
Rp
150.000
|
|
TSP
|
Kg
|
100 Kg
|
1
sak (50kg) = Rp 103.000 @Rp
2.060/kg
|
Rp
206.000
|
|
NPK Phoska
|
Kg
|
100 kG
|
1
sak (50kg) = Rp 118.000 @Rp 2.360/kg
|
Rp
236.000
|
|
b.
Pestisida
|
|
|
|
|
|
Bentan
(racun keong)
|
Gram
|
500 gram
|
Rp
55.000/100 gram
|
Rp
275.000
|
|
Racun
Tikus
|
Bungkus
|
10 bungkus
|
Rp
5.000/bungkus
|
Rp
50.000
|
|
Decis
(racun belalang)
|
Gram
|
250 gram
|
Rp
45.000/100 gram
|
Rp
112.500
|
2
|
Tenaga
Kerja
|
|
|
|
|
|
a.
Pembibitan
|
HKSP
|
3 Orang
|
1 are = Rp 10.000 × 60 are = Rp 600.000/0rang
|
Rp
1.800.000
|
|
b.
Pengolahan
|
||||
|
c.
Penanaman
|
||||
|
d.
Pemeliharaan
|
||||
|
e.
Panen.
|
||||
3
|
Pajak
/ Iuran
|
|
|
|
|
|
a.
Pajak Tanah
|
|
|
Rp
1.250/are
|
Rp
1.250 × 60 are = Rp 75.000
|
|
b.
Iuran Air
|
|
|
Rp
150.000/hektar = Rp
1.500/are
|
Rp
1.500 × 60 are = Rp 90.000
|
4
|
Total
Biaya Variabel (1+2) =
Rp 3.015.500
|
||||
5
|
Total
Biaya Tetap (3+NPA) = Rp 165.000 + Rp 260.000 =
Rp 425.000
|
||||
6
|
TC = TVC +
TFC = Rp 3.440.500
|
3.2.2
Tabel Biaya dan Pendapatan Responden 2
Tabel.4 Pendapatan
No.
|
Komoditi
|
Satuan
|
Jumlah Produksi
|
Harga Satuan (Rp)
|
Total Nilai (Rp)
|
|
1
|
Padi
|
Kg
|
2500 kg
|
Rp 6700
|
Rp 16.750.000
|
Tabel.5 Pengeluaran/ Biaya Peralatan
Usahatani Yang Dimiliki
No
|
Jenis Alat
|
Jumlah (buah)
|
Nilai Baru (Rp)
|
Nilai Sekarang (Rp)
|
Lama Pemakaian (tahun)
|
NPA (Rp)
|
|
1
|
Traktor
|
1
|
Rp
24.000.000
|
Rp
22.500.000
|
5
|
Rp
300.000
|
|
2
|
Cangkul
|
1
|
Rp
45.000
|
Rp
25.000
|
1
|
Rp
20.000
|
|
3
|
Alat
Penyemprot Hama (sprayer)
|
1
|
Rp 500.000
|
Rp
200.000
|
3
|
Rp 100.000
|
|
|
Total
NPA
=
Rp 420.000
|
Tabel.6 Pengeluaran / Biaya (TVC dan
TFC)
No
|
Perincian
|
Satuan
|
Jumlah Fisik
|
Harga / Satuan (Rp)
|
Total Nilai (Rp)
|
1
|
Saprodi
|
|
|
|
|
|
a.
Pupuk
|
|
|
|
|
|
Urea
|
Kg
|
150 kG
|
1
sak (50kg) = Rp 93.000 @Rp
1.860/kg
|
Rp
279.000
|
|
ZA
|
Kg
|
100 Kg
|
1
sak (50kg) = Rp 75.000 @Rp 1.500/kg
|
Rp
150.000
|
|
TSP
|
Kg
|
100 Kg
|
1
sak (50kg) = Rp 103.000 @Rp
2.060/kg
|
Rp
206.000
|
|
NPK Phoska
|
Kg
|
150 kG
|
1
sak (50kg) = Rp 118.000 @Rp 2.360/kg
|
Rp
354.000
|
|
b.
Pestisida
|
|
|
|
|
|
Bentan
(racun keong)
|
Gram
|
800 gram
|
Rp
55.000/100 gram
|
Rp
440.000
|
|
Racun
Tikus
|
Bungkus
|
20 bungkus
|
Rp
5.000/bungkus
|
Rp
100.000
|
|
Decis
(racun belalang)
|
Gram
|
500 gram
|
Rp
45.000/100 gram
|
Rp
225.000
|
|
DMAG
|
Botol
|
4 botol
|
Rp
35.000
|
Rp
140.000
|
|
Koptur
|
Liter
|
2 liter
|
Rp
45.000
|
Rp
90.000
|
2
|
Tenaga
Kerja
|
|
|
|
|
|
a.
Pembibitan
|
HKSP
|
5 Orang
|
1 are = Rp 10.000 × 100 are = Rp 1.000.000/0rang
|
Rp
5.000.000
|
|
b.
Pengolahan
|
||||
|
c.
Penanaman
|
||||
|
d.
Pemeliharaan
|
||||
|
e.
Panen.
|
||||
3
|
Pajak
/ Iuran
|
|
|
|
|
|
a.
Pajak Tanah
|
|
|
Rp
1500/ are
|
Rp
150.000
|
|
b.
Iuran Air
|
|
|
Rp
160.000/hektar
|
Rp
160.000
|
4
|
Total
Biaya Variabel (1+2)
=
Rp 6.984.000
|
||||
5
|
Total
Biaya Tetap (3+NPA) = Rp 310.000 + Rp 420.000 = Rp 730.000
|
||||
6
|
TC = TVC +
TFC = Rp 7.714.000
|
3.3
Pemasaran
Pengertian
sehari-hari arti pemasaran adalah aktfitas jual beli dalam bidang ekonomi
pemasaran tidak terbatas pada kegiatan jual beli saja akan tetapi semua
aktifitas ekonomi uang memungkinkan barang dan jasa bergerak dari produksen
sampai ke konsumen.
Menurut
Soekartawi (1993) pemasaran atau marketing pada prinsipnya adalah aliran barang
dari produksen ke konsumen, aliran barang ini dapat terjadi karena adanya
lembaga pemasaran.
Sedangkan
menurut Mubyarto (1994) tataniaga atau pemasaran diartikan sabagai suatu
kegiatan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya pemindahan milik barang dan jasa
untuk menyalurkan distiribusi dari produksen ke konsumen.
3.3.1
Pemasaran Hasil Produksi Usahatani Oleh Responden 1 dan 2
Hasil produksi
padi dijual sendiri oleh pak Sultan dan pak Rahmat, dimana beliau-beliau hanya
memasarkan hasil taninya di rumah mereka masing-masing. Dalam memasarkan hasil
produksinya itu pak Sultan dan pak Rahmat tidak mengalami kesulitan karena
pembeli siap beli dan dalam menjualkan hasil produksinya itu beliau-beliau
tidak melakukan penyortiran dengan kata lain menggabungkan atau tidak ada
pemisahan hasil yang berkualitas dengan yang kurang berkualitas.
3.4 Pembahasan
Pendapatan
3.4.1
Pembahasan Pendapatan Kotor/Penerimaan Responden 1
Hasil sekali panen
dari lahan seluas 60 are milik bapak Sultan yaitu 1 ton atau 1000kg.
Harga per 1 kg yaitu Rp 6.200
Maka hasil yang diperoleh adalah
Harga per 1 kg yaitu Rp 6.200
Maka hasil yang diperoleh adalah
TR = P x Q
= Rp 6.400 × 1000kg = Rp 6.400.000
3.4.2
Keuntungan/ Pendapatan Bersih Responden 1
𝜋
= TR –
TC
= Pendapatan –
Biaya Pengeluaran
= Rp
6.400.000 - Rp 3.440.500
= Rp 2.959.500
3.4.3
Pembahasan Pendapatan Kotor/Penerimaan Responden 2
Hasil sekali
panen dari lahan seluas 1 hektar milik bapak Rahmat yaitu 2,5 ton atau 2500kg.
Harga per 1 kg yaitu Rp 6.700
Maka hasil yang diperoleh adalah
Harga per 1 kg yaitu Rp 6.700
Maka hasil yang diperoleh adalah
TR = P x Q
= Rp 6.700 × 2500kg = Rp 16.750.000
3.4.4
Keuntungan/Pendapatan Bersih Responden 2
𝜋 = TR – TC
= Pendapatan – Biaya Pengeluaran
= Rp
16.750.000 - Rp 7.714.000
= Rp 9.036.000
3.5 Pembahasan Return and Cost Ratio ()
3.5.1 Return and Cost Ratio () Responden 1
() =
= = 1,86
Dari hasil
analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 1,86 > 1 berarti usahatani pak Sultan tersebut
layak.
3.5.2 Return and Cost
Ratio () Responden 2
() =
= = 2,17
Dari hasil
analisa diatas menunjukkan bahwa nilai R/C ratio 2,17 > 1 berarti
usahatani pak Rahmat tersebut layak.
·
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa usahatani padi pak Sultan dan pak Rahmat tersebut layak untuk
dilanjutkan karena memiliki nilai R/C ratio lebih besar dari 1.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Usahatani
adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja,
modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang
untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang
lain disamping bermotif mencari keuntungan.
Usahatani padi
sawah atau biasa disebut dengan budidaya padi sawah merupakan salah
satu usaha tani utama di Indonesia. Padi di Indonesia merupakan tanaman penting
sebagai sumber bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu nasi.
Biaya produksi dalam usahatani terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel, biaya yang
dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan, serta biaya
langsung dan biaya tidak langsung.
Bedasarkan
data-data yang telah dijelaskan pada pembahasan, petani responden 1 yaitu pak
Sultan yang memiliki luas lahan 60 are mendapatkan hasil panen 1 ton dengan
harga jual Rp 6.400, sehingga penerimaan beliau sebanyak Rp 6.400.000. Akan
tetapi penerimaan tersebut harus dikurangi dengan biaya-biaya awal usahatani
yang dilakukan seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja dan lain sebagainya yaitu
sebesar Rp 3.440.500. Sehingga pendapatan bersih atau keuntungan
yang diperoleh oleh pak Sultan yaitu sebesar Rp 2.959.500. Serta nilai R/C ratio usahatani beliau yakni 1,86 dan itu
> 1.
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa
usahatani yang dilakukan oleh petani responden 1 yaitu bapak Sultan menguntungkan
untuk memenuhi kebutuhan dan layak untuk dikembangkan.
Sedangkan data-data untuk petani responden 2
yaitu pak Rahmat memiliki luas lahan 1 hektar
mendapatkan hasil panen 2,5 ton dengan harga jual Rp 6.700, sehingga
penerimaan beliau sebanyak Rp 16.750.000. Akan tetapi penerimaan tersebut harus
pula dikurangi dengan biaya-biaya awal usahatani yang dilakukan seperti pupuk,
pestisida, tenaga kerja dan lain sebagainya yaitu sebesar Rp 7.714.000. Sehingga pendapatan bersih atau keuntungan
yang diperoleh oleh pak Rahmat yaitu sebesar Rp 9.036.000. Adapun nilai R/C ratio usahatani beliau yakni 2,17 dan itu
> 1.
Dari pernyataan di atas dapat pula disimpulkan
bahwa usahatani yang dilakukan oleh petani responden 2 yaitu bapak Rahmat juga
menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan dan layak untuk dikembangkan.
4.2 Saran
Setelah melakukan wawancara kepada petani
responden, bapak Sultan dan bapak Rahmat, saya ingin memberi saran kepada
beliau agar mereka tidak memakai pupuk kimia dan pestisida kimia secara terus-menerus
karena hal itu akan merusak lingkungan dan lahan sawah yang digunakan akan
terdegradasi. Sebaiknya petani responden tersebut seharusnya mulai menggunakan
pupuk organik dan pestisida nabati agar kerusakan lahan yang ada dapat
dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA