DOSEN : DR. HAIKAL ALI., SE., MTP.
MAKALAH : EKONOMI PUBLIK
KONSEP EKONOMI PUBLIK
OLEH
KELOMPOK I
KELAS
B / SEMESTER IV
ZAENAL HALIS 212210034
KARTINI 212210037
TONY MARWAN 212210065
JURUSAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Ekonomi Publik II “Konsep Ekonomi Publik” dengan baik tanpa adanya
kendala apapun yang berarti.
Tugas makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah
satu tugas pada mata kuliah Ekonomi Publik II. Tujuan
lain penyusunan tugas ini adalah supaya para pembacanya dapat memahami tentang
bagaimana bahasan Konsep Ekonomi Publik. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Yang utama penulis mengucapakan terimakasih kepada
Bapak DR. HAIKAL ALI., SE., MTP., selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Publik II.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah sempurna. Penulis
mengucapkan terimakasih.
Parepare, 11 Maret 2014
PENULIS
(KELOMPOK I)
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A.
Pengertian Ekonomi Publik....................................................................... 4
B.
Lingkup Ekonomi Publik.......................................................................... 5
C.
Konsep Ekonomi....................................................................................... 5
D.
Ekonomi Sebagai Ilmu.............................................................................. 6
E.
Negara, Pemerintah Dan Ekonomi Publik................................................. 9
F.
Arus Dan Perputaran Kegiatan Ekonomi Publik....................................... 11
G.
Permintaan, Penawaran Dan Mekanisme Pasar......................................... 12
H.
Proses Kegiatan Ekonomi Publik.............................................................. 17
I.
Investasi Dan Kesejahteraan Masyarakat.................................................. 18
J.
Barang Dan Jasa Kebutuhan Publik.......................................................... 27
K.
Jenis-Jenis Barang Dan Jasa...................................................................... 29
BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 34
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekonomi
adalah masalah sehari-hari yang dihadapi semua orang (masyarakat), baik sebagai
individu, kelompok, pengusaha, pemerintah, atau penguasa mapun pejabat publik.
Ekonomi
publik pada prinsipnya adalah masalah pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
masyarakat luas. Peningkatan kesejahteraan pada prinsipnya adalah tugas
individu semua anak bangsa, karena tujuan utamanya adalah kesejahteraan bangsa.
Namun demikian, sesuai dengan prinsip hidup bernegara dan berpemerintahan, maka
pemegang amanah yang bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini
adalah penyelenggara Negara, utamanya pemerintah beserta segenap jajarannya,
baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, maka para penyelenggara Negara,
khususnya pemerintah dan segenap jajarannya harus berperan aktif dalam
mendorong investasi untuk mengembangkan ekonomi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pencapaian
kesejahteraan publik yang merupakan tujuan bernegara tentunya memerlukan usaha
yang terencana dan focus secara bertahap. Tidaklah mungkinkesejahteraan publik
negeri ini dapat dicapai tanpa ada usaha yang sungguh-sungguh dari
penyelenggara Negara. Kesejahteraan publik tidak mungkin dicapai dengan
menyerahkan kegiatan ekonomi sepenuhnya kepada para pelaku pasar atau para
pemilik modal yang tentunya punya agenda dan kepentingan masing-masing.
Bahasan
ekonomi publik adalah mengenai kesejahteraan masyarakat, bagaimana seharusnya
para komponen bangsa, uatamanya penyelenggara Negara menjalankan tugas dan
peranannya sebagai pemegang amanah rakyat dalam mencapai kesejahteraan rakyat.
Dengan
makin baik dan meluasnya pemahaman ekonomi publik, diharapkan pnyelenggara
Negara akan mendorong aktivitas ekonomi di masyarakat. Peningkatan aktivitas
ekonomi ini akan menghasilkan lebih banyak barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat, sehingga dapat meningkatakan kesejahteraan masyarakat. Bila
aktivitas ekonomi meningkat di tengah masyarakat, maka secara makro akan
menghasilkan nilai tambah ekonomi berupa upah dan gaji, sewa, balas jasa modal
dari penggunaan dana serta surplus usaha yang didapat oleh produsen atau
pebisnis serta pajak atau restribusi
yang didapat oleh Negara. Aktivitas ekonomi yang meningkat di masyarakat
juga akan menghasilakan nilai tambah social berupa wawasan mengenai kemajuan
teknologi, informasi dan sebagainya. Nilai tambah ekonomi adalah sumber utama
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, makin tinggi
aktivitas ekonomi di suatu daerah maka makin tinggi pula kesejahteraan
masyarakt di daerah tersebut, begitu pula sebaliknya. Parameter dari
kesejahteraan masyarakat secara ekonomi ada dua, yaitu adanya penghasilan yang
memadai dan tersedianya pilihan barang dan jasa dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumsi.
Dengan
demikian, mempelajari ekonomi publik berarti mempelajari konsep ekonomi dan
perilaku masyarakat, pemerintah beserta penyelenggara Negara lainnya dalam
memelihara dan menjaga kepentinga dan kesejahteraan publik atau ekonomi publik
yang ditunjukkan oleh bagaiman proses pembuatan dan hasil kebijakan ekonomi
serta dampaknya pada masyarakat luas (publik).
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini, yaitu :
1.
Apa Pengertian
Ekonomi Publik ?
2.
Bagaimana
Lingkup Ekonomi Publik ?
3.
Bagaimana
Konsep Ekonomi ?
4.
Apa Arti
Ekonomi Sebagai Ilmu ?
5.
Bagaimana
Negara, Pemerintah Dan Ekonomi Publik ?
6.
Bagaimana
Arus Dan Perputaran Kegiatan Ekonomi Publik ?
7.
Apa Yang
Dimaksud Dengan Permintaan, Penawaran Dan Mekanisme Pasar ?
8.
Bagaimana
Proses Kegiatan Ekonomi Publik ?
9.
Bagaimana
Hubungan Investasi Dan Kesejahteraan Masyarakat ?
10.
Bagaimana
Kelompok Atau Jenis Barang Dan Jasa Kebutuhan Publik ?
11.
Bagaimana
Jenis Barang Dan Jasa Menurut Sudut Pandang ?
C.
Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini, yaitu untuk :
1. Memahami Pengertian Ekonomi Publik.
2. Memahami lingkup Ekonomi Publik.
3. Mengetahui Konsep Ekonomi.
4. Memahami Maksud Ekonomi Sebagai Ilmu.
5. Mengerti Akan Negara, Pemerintah Dan Ekonomi Publik.
6. Mengetahui Arus Dan Perputara Kegiatan Ekonomi Publik.
7. Mengerti Dan Paham Tentang Permintaan, Pernawaran Dan Mekanisme
Pasar.
8. Mengetahui Proses Kegiatan Ekonomi Publik.
9. Mengetahui Hubungan Investasi Dan Kesejahteraan Masyarakat.
10. Mengetahui Kelompok Atau Jenis Barang Dan Jasa Kebutuhan Publik.
11. Mengetahui Jenis Barang Dan Jasa Dari Berbagai Sudut Pandang..
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ekonomi Publik
Istilah
“ekonomi publik” adalah kata mejemuk yang berasal dari 2 kata, yaitu ekonomi
dan publik. Kata ekonomi berarti kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan (needs) dan keinginan atau wants (untuk peningkatan kualitas
kehidupan atau kesejahteraan) masyarakat.
Kata
publik mempunyai arti tang cukup
luas dan beragam dalam bahasa Indonesia, tergantung konteks pembicaraan.
Penggunaan dan pengertian serta penerapan kata publik umumnya berkaitan dengan
kehidupan berbangsa berbegara. Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal istilah
administrasi publik, keuangan publik, masalah publik, urusan publik, ekonomi
publik, kepentingan publik, yang artinya masing-masingnya secara teorites
maupun praktis berbeda-beda satu sama lain, walaupun semua memakai istilah
“publik”.
Jika
ditelusuri secara etimologis, kata publik merupakan terjemahan langsung
dari kata publik dalam bahasa inggris. Kata lain yang juga memberi makna
pada kata publik adalah kata kainon yang berasal dari bahasa yunani dan
diadopsi ke dalam bahasa Inggris menjadi common. Dalam bahasa
Indonesia dipadankan dengan kata “umum”, seperti dalam istilah kendaraan umum,
jalan umum, telepon umum, dll.
Dengan
demikian, kata publik didefinisikan sebagai suatu yang berkaitan dengan urusan
dan perhatian orang banyak (public affairs). Pendapat orang banyak (public
opinion), wialayah dan kepentingan orang banyak (public domain),
atau menyangkut kepentingan dan hajat hidup atau kesejahteraan orang banyak (public
interest and publik welfare).
Dengan
demikian, ekonomi publik dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi
nasional guna mencapai kesejahteraan masyarakat, yang tanggung jawab
pengaturannya berada pada negara yang dilaksanakan oleh penyelenggara neraga
khusus pemerintah.
B.
Lingkup Ekonomi Publik
Secara
spesifik, ekonomi publik adalah menyoroti peran Negara yang dijalankan oleh
pemerintah dalam memajukan kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian lingkup
dari bahasan ekonomi publik meliputi berikut :
a.
Analisis
dan desain kebijakan publik.
b.
Keuangan
Negara, khususnya berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), termasuk dampak pajak dan pengeluaran pemerintah pada kesejahteraan
rakyat.
c.
Analisis
kegagalan pasar dan kegagalan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan publik.
C.
Konsep Ekonomi
Konsep ekonomi
adalah kegiatan atau usaha manusia dalam memenuhi keperluan (kebutuhan dan
keinginan) hidupnya. Dengan demikian, maka secara konseptual hampir semua
aktivitas manusia terkait dengan ekonomi. Karena pada umumnya semua aktivitas
manusia berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan keinginan dalam
hidupnya. Apapun profesi dan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, tujuannya
tidak lepas dari pemenuhan keperluan hidup, baik sekarang maupun di masa akan
datang. Dengan demikian pemahaman dan penerapan konsep ekonomi ini, maka
berbagai kegiatan atau profesi untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan
peningkatan kualitas kehidupan ini dapat dilakukan dengan lebih efisien,
sehingga didapatkan hasil yang lebih optimal.
Secara lebih spesifik aktivitas ekonomi meliputi
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan jasa. Kegiatan ekonomi,
pada awalnya dimulai dengan kegiatan investasi. Dengan demikian, secara umum
dapat dikatakan apapun profesi manusia untuk mencapai kesejahteraan (paling
tidak bias mencukupi keperluan hidupnya) baik sekarang maupun untuk masa datang
pada umumnya berkaitan dengan aktivitas ekonomi.
D.
Ekonomi Sebagai Ilmu
Ilmu yang
mempelajari aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumsinya, yang meliputi kegiatan investasi, produksi, distribusi, serta
konsumsi barang dan jasa.
Ilmu ekonomi
dikelompokkan menjadi beberapa kajian, yaitu sebagai berikut :
a.
Ekonomi
Makro : membahas ekonomi nasional suatu Negara, yang berkembang menjadi
beberapa cabang, seperti moneter, perdagangan, pemburuhan, sumber daya dan
sebagainya. Dalam perkembangan dan pengelompokan ilmu, ini dikelompokkan
menjadi ilmu ekonomi.
b.
Ekonomi
Mikro : membahas ekonomi suatu perusahaan, yang terbagai menjadi beberapa
cabang, seperti produksi, keuangan, pemasaran, dan sebagainya. Dalam
perkembangan dan pengelompokan ilmu, ini dikelompokkan menjadi ilmu bisnis atau
perusahaan.
a.
Model dalam ekonomi
Dalam melakukan analisis terhadap berbagai fenomena ekonomi,
diperlukan permodelan atau abstraksi dari hubungan antar factor terkait dalam
ekonomi. Dalam membuat model ekonomi, ada dua pendekatan yang dapat digunakan,
yaitu model statis (belajar dari masa lalu) dan model dinamis (belajar
merancang masa depan).
Kedua model tersebut digunakan dalam analisis ekonomi guna
memecahkan berbagai masalah-masalah ekonomi.
Dalam Static Model, dikenal ada 2 jenis variabel,
yaitu :
a. Veriabel
terikat (dependent) : variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh
variabel lain
b.
Veriabel bebas (independent) : variabel
yang mempengaruhi variabel lain
|
Permodelan Ekonomi
(economics model) |
2.
Model Dinamis
(learning for the future)
|
1.
Model Statis
(learning from the past)
|
Dalam Dynamic Model, pembagian
variabel tidak seperti pada statis model, karena semua variabel adalah
dependemt sekaligus independent
|
b.
Fungsi dalam ekonomi
Fungsi adalah penyederhanaan dari model. Biasanya funsi ini
berbentuk rumusan matematis dari permodelan atau abstraksi yang menggambarkan
hubungan antara factor terkait satu sama lain dalam suatu model.
Penggunaan fungsi-fungsi ekonomi ini
akan membantu para analisis dan pengambil keputusan untuk mengetahui bagaiman
mengolah atau menganalisis informasi yang ditunjukkan oleh model ekonomi
sebelumnya.
1.
Fungsi Investasi
Investasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu investasi
otomatis dan investasi yang disengaja.
Investasi terjadi karena suatu
keharusan adalah investasi yang terjadi secara otomatis. Terwujudnya investasi
autonomous ini tergantung dari masing-masing orang atau kelompok yang
melakukannya. Besarnya investasi jenis ini tergantung dari pendapatan (income)
yang dimiliki oleh yang bersangkutan.
Dapat dirumuskan : Investasi autonomous = fungsi (income)
Selanjutnya investasi yang disengaja
tergantung dari kemampuan masing-masing orang atau kelompok atau institusi
tertentu dalam melihat, menciptakan dan memanfaatkan peluang untuk
melakukannya. Atau lebih tepatnya investasi jenis ini tergantung dari peluang
mendapatkan manfaat atau laba dikemudian hari dari kegiatan investasi saat ini.
Artinya, Investasi yang disengaja ditentukan oleh ada tidaknya peluang untuk
mendapat laba. Selama ada peluang mendapat laba, maka investasi akan muncul.
Bila laba berkurang atau menghilang, maka investasi juga akan hilang.
Dapat dirumuskan : Investasi yang disengaja = fungsi (Laba)
2.
Fungsi Permintaan
Permintaan terhadap suatu barang dan jasa (Qd) ditentukan oleh
banyak factor, seperti pendapatan konsumen (I), harga barang dan jasa (P),
pendidikan dan pengetahuan (E), budaya (C), agama (R), dan lainnya.
Dengan demikian :
Qd = f (I, Ps, Pc, T, C,E R)
Permodelan untuk permintaan
pendapatan
|
Permintaan barang dan jasa
|
Pengetahuan dan pendidikan
|
budaya
|
Agama, dll
|
harga
|
3.
Fungsi Penawaran
Penawaran (Qs) ditentukan oleh banya factor, seperti harga barang
dan jasa (P), biaya produksi (Cost), teknologi produksi (T), inovasi (Inn),
sumber daya (Sd), hokum (Hk) dan lainnya.
Dengan demikian :
Qs = f (P, Cost, T, Inn, Sd, Hk,
lainya)
Permodelan untuk penawaran
Penawaran barang dan jasa
|
biaya
|
Hokum dan UU
|
Sumber daya
|
Teknologi dan inovasi
|
harga
|
E.
Negara, Pemerintah dan Ekonomi Publik
Negara
dibentuk untuk mencapai tujuannya yaitu menyejahterahkan setiap warganya. Untuk
mencapai misi dan tujuan bernegara ini, pemilik Negara (seluruh rakyat) memilih
dan menunjuk penyelenggara Negara, yang terdiri dari eksekutif(pemerintah),
legislative (parlemen), yudikatif (penyelenggaraan kekuasaan kehakiman). Dari
ketiga kelompok penyelenggara Negara di atas, maka pemerintah adalah
penyelenggara Negara yang langsung berhubungan dengan kegiatan masyarakat
sehari-hari.
Pemerintah,
dimanapun di dunia ini mempunyai peran penting dan strategis dalam
penyelenggaraan dalam kehidupan bernegara. Penyelenggara kehidupan bernegara
bertujuan untuk mencapai tujuan bernegara, yakni untuk melindungi, meningkatkan
kualitas kehidupan dan kesejahteraan semua warganya. Sehubungan dengan hal itu
sebagai penyelenggara Negara tentu pemerintah memiliki peran penting dalam
berbagai kehidupan bernegara.
Keberhasilan
suatu rezim pemerintahan sebagai penyelenggara Negara, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah, sangat ditentukan oleh kemampuanya untuk
menyejahterahkan masyarakatnya ( publik )nya. Oleh karena itu pemerintah perlu
memikirkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Tugas
pemerintah di bidang ekonmi publik adalah meningkatkan dan melindungi
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Sedangkan tugas di luar ekonmi
adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat, sekaligus
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang indikasikan oleh peningkatan
pendapatan asli masyarakat (PAM) dan peningkatan pendapatan asli Negara melalui
pengolahan sumber daya ekonomi nasional, yang tergambar dalam APBN, khususnya
pada bagian penerimaan yang bukan Negara yang berkaitan dengan kesejahteraan
publik secara keseluruhan.
Keterkaitan
antar tugas dan fungsi pemerintahan, dengan kesejahteraan masyarakat, dan
aktivitas investasi, terlihat pada bagaimana pemerintah mengatur, mengolah dan mendorong
aktifitas ekonomi nasionalnya. Manajemen ekonomi publik bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan publik secara luas. Peran dan fungsi pemerintah dalam
mengembangkan ekonomi publik diwujudkan dalam bentuk:
a.
Membuat
dan melaksanankan berbagai kebijakan dan peraturan dan perizinan yang berkaitan
derngan pengembangan dan ketahanan ekonomi publik terhadap kejolak atau krisis
ekonomi global.
b.
Menyediakan
berbagai pasilitas dan insentif untuk kepentingan ekonomi publik.
Pemerintah
sebagai penyelenggara Negara, perlu dan berperan aktif untuk meningkatkan
kesejahteraan publik. Hakikat bernegara, yaitu :
1.
Adanya
wilayah. Keberadaan wilayah adalah syarat utama eksistensi suatu Negara.
2.
Adanya
rakyat yang dioerjuangkan kepentingannya. Keberadaan penduduk di wilayah
tertentu menunjukkan eksistensi dan identitas suatu Negara. Penduduk auat
rakyat adalah pemilik Negara yang kepentingannya harus diperjuangkan oleh
penyelenggara Negara.
3.
Adanya
pemerintah yang berdaulat, baik ke dalam maupun ke luar. Tujuan Negara di mana
pun di dunia adalah menyejahterakan rakyat dan masyarakatnya. Untuk
melaksanakan tujuan tersebut, maka Negara tersebut harus berdaulat (ke dalam
maupun ke luar) dan dapat melindungi kepentingan Negara dan rakyatnya. Maka
pemerintah Negara berhak membuat berbagai kebijakan nasional untuk
memperjuangkan pencapaian tujuan negaranya dan mempertahankan kepentingan
nasionalnya. Salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah dalam bidang ekonomi
adalah kebijakan investasi, kebijakan ini merupakan wujud peran pemerintah
sebagai penyelenggara Negara.
F.
Arus Dan Perputaran Ekonomi Publik
Kegiatan
ekonomi masyarakat pada awalnya dimulai dengan kegiatan investasi. Dengan
demikian, secara umum dapat dikatakan aktivitas ekonomi dimulai dari kegiatan
investasi. Investasi dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa guna
memuaskan konsumsi konsumen. Untuk memuaskan konsumen diperlukan kegiatan
peroduksi dan distribusi. Selanjutnya, untuk kegiatan produksi dan distribusi
dibutuhkan berbagai sumber daya atau faktor-faktor produksi. Aktivitas ekonomi
adalah pemenuhan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) manusia melalui
kegiatan investasi, produksi dan distribusi barang dan jasa yang dilakukan oleh
konsumen dan produsen melalui mekanisme transaksi atau pertukaran dimana masina-masing
pihak mendapat kepuasan.
Kegiatan
ekonomi hakikatnya adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku masyarakat diarahkan dan
dimotivasi oleh nilai-nilai dan factor-faktor yang ada di masyarakat. Semua
konsumen secara umum berprilaku membeli yang termurah dengan kualitas terbaik
yang dikenal dengan jargon perilaku konsumen. Begitu juga dengan produsen,
semua akan mencari laba sebesar mungkin dan selama mungkin sehingga dia akan
berproduksi pada tingkat laba maksimum yang dikenal dengan jargon perilaku
produsen. Begitu juga halnya dengan perilaku pasar yang secara alamiah akan
menuju keseimbangan. Sebagai contoh mekanisme pasar yang umum adalah harga
ditentukan oleh keseimbangan penawaran (supply) dan permintaan (demand). Bila
supply tetap sementara demand berubah maka harga akan berubah, begitu juga
sebaliknya. Semua perilaku ekonomi masyarakat tunduk pada mekanisme pasar.
Dengan
demikian, terlihat bahwa Negara (pemerintah) perlu terlibat dalam mengatur
perilaku publik (konsumen dan produsen) serta menjaga keseimbangan antara
permintaan dan penawaran barang dan jasa agar kesejahteraan publik secara
keseluruhan dapat diwujudkan.
G.
Permintaan, Penawaran dan Mekanisme Pasar
a.
Permintaan (Demand)
Permintaan
adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan
jasa yang ingin dipenuhi dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan
jasa tak terbatas.
Hukum
permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga
naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang
yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun
tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang
bersedia diminta”
Pada hukum permintaan
berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika
keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
·
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat
Permintaan (Demand)
1. Harga barang
itu sendiri
Harga barang akan
memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan
barang tersebut akan menurun, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan
barang akan meningkat.
2. Harga barang
substitusi (pengganti)
Harga barang
dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan
beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang
substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya
kaus adalah
pengganti kemeja. Jika di pasar
harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaus lebih
banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.
3. Harga barang
komplementer (pelengkap)
Barang
pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang
komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang
untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
4. Jumlah
Pendapatan
Besar kecilnya
pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan
barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan
barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka
kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan
semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama
Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang
minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.
5. Selera konsumen
Selera konsumen
terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika
selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang
mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera
konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang
dilengkapi musik dan game akan meningkat.
6. Intensitas
kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan
konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap
suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan
masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan
terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap
barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah
hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan
bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas
hujan Rp15.000,00.
7. Perkiraan harga
di masa depan
Apabila
konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah
jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal.
Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen
cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan
harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk
mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.
8. Jumlah penduduk
Pertambahan
penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk
dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
b.
Penawaran (supply)
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar
tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu.
Hukum penawaran
berbunya :
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah
harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
· Faktor-faktor
yang Memengaruhi Penawaran
Penawaran
dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan
menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini
faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:
1.
Harga barang itu sendiri
Apabila harga
barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan
juga akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang yang ditawarkan turun jumlah
barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi
meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang
penjual tawarkan akan meningkat pula.
2.
Harga barang pengganti
Apabila harga
barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang
ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke
barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi
meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah,
sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
3.
Biaya produksi
Biaya produksi
berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya
untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan
penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga
barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang
produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak
mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan
produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
4.
Kemajuan teknologi
Kemajuan
teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan.
Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan
barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan
menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang
dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya
sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern,
perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual
untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian
perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
5.
Pajak
Pajak yang
merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi,
akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
6.
Perkiraan harga di masa depan
Perkiraan harga
di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika
perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan
masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa
naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi
jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
c.
Mekanisme pasar
Mekanisme
pasar adalah hukum keseimbangan yang menjelaskan bahwa harga adalah fariabel
penting yang mempertemukan kepentingan antara konsumen dan produsen di pasar,
dan membuat masing-masing kelompok setuju atau sepakat untuk
bertransaksi.mekanisme pasar menjelaskan bahwa harga barang dan jasa yang
terjadi di pasar adalah hasil dari keseimbangan antara ketersediayaan (jumlah
dan kualitas) produk yang di tawarkan oleh produsen dengan yang diminta oleh
komsumen.
D.
Proses Kegiatan Ekonomi Publik
Proses
kegiatan ekonomi publik dimulai dari adanya kebutuhan konsumsi barang dan jasa,
yang diikuti oleh timbulnya oleh peluang usaha untuk memproduksi barang dan
jasa tersebut di masyarakat, secara terus menerus yang terjadi secara
berurutan. Dalam kegiatan perekonomian setiap Negara, investasi merupakan salah
satu variabel yang sangat penting dan vital. Karena pada hakikatnya investasi
merupakan pengorbanan awal aktivitas ekonomi (dalam menciptakan nilai tambah)
melalu kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa untuk dipasarkan di
dalam negeri maupun untuk ekspor.
E.
Investasi dan Kesejahteraan Masyarakat
a.
Konsep dan Pengertian Investasi
Secara konsep, investasi adalah
kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumber daya (resources) saat ini
(sekarang), dengan harapan mendapatkan manfaat di kemudian hari (masa datang).
Investasi juga dapat didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang, guna mendapat
manfaat (balas jasa atau keuntungan) di kemudian hari.
Pengertian investasi menanamkan uang
sekarang, berarti uang tersebut yang seharusnya dapat dikonsumsi, namun karena
kegiatan investasi uang tersebut dialihkan penggunannya untuk ditanamkan bagi
keuntungan masa depan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai pengorbana peluang
konsumsi saat ini untuk mendapat manfaat di masa datang.
Aspek-aspek
investasi :
1. Aspek uang (yang ditanamkan sekarang dan yang diharapkan dimasa
datang). Uang juga digunakan sebagai pengukur kekayaan. Dengan demikian untuk
menilai (kelayakan) investasi digunakan konsep uang sebagai dasar penilaian.
2. Aspek waktu (sekarang dan masa yang akan datang), oleh karena itu
untuk menilai (kelayaka) investasi digunakan konsep waktu. Maka untuk penilaian
(kelayakan atau keberhasilan) investasi digunakan konsep Time Value of Money.
Konsep ini menilai penerimaan maupun pengeluaran jumlah uang yang sama dalam
waktu yang berbeda, mempunyai nilai yang berbeda pula. Dengan menggunakan
konsep ini, dikenal dua nilai, yaitu nilai yang akan datang dan nilai sekarang.
3. Aspek manfaat investasi
Dari aspek
manfaat ini maka penilaian kelayakan investasi juga harus melihat manfaat dan
baiaya yang ditimbulkannya dengan dengan menggunakan azas manfaat atau cost
benefit ratio. Setiap kegiatan pengalokasian sumber daya saat ini dengan tujuan
manfaat di masa depan adalah investasi.
b.
Jenis investasi
1.
Investasi
Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Akan Barang Dan Jasa
Investasi jenis ini terjadi secara
otomatis, karena desakan kebutuhan hidup, bila pendapatannya mencukupi maka
kebutuhan tersebut akan langsung dipenuhi, atau dikenal juga dengan autonomous
investment yaitu investasi yang terjadi secara otomatis sesuai dengan
perkembangan kebutuhan hidup seseorang atau sekelompok orang atau suatu
organisasi bahkan Negara.
2.
Investasi
Untuk Memenuhi Keinginan
Investasi jenis ini terjadi karena
dorongan keinginan, ini dikenal juga dengan istilah investasi yang disengaja,
dengan tujuan mendapat laba (profit mitive), yaitu jenis investasi yang
disengaja karena diinginkan atau didambakan oleh seseorang atau sekelompok orang
atau suatu organisasi, karena keinginan masa depan, atau karena ada harapan
yang menjanjikan. Dengan demikian investasi yang disengaja ini lebih condong pada pengertian usaha atau
bisnis, yaitu usaha yang terkait dengan tujuan mendapat manfaat dikemudian
hari. Pada umumnya, investasi yang disengaja ini termasuk kelompok investasi
yang dialakukan oleh swasta, misalnya membuka toko, membangun pabrik membuka
lahan pertanian dan sebagainya yang tujuan utamanya adalah mendapatkan hasil
lebih (keuntungan) dikemudian hari.
c.
Aspek Investasi
Untuk
mewujudkan suatu gagasan investasi, perlu diperhatikan berbagai aspek yang terkait,
yaitu :
a.
Aspek
Pengorbanan
Salah satu
aspek penting dari investasi adalah pengorbanan. Artinya seorang investor harus
rela mengorbankan sumber daya
(resources) yang dikuasai untuk melakukan investasi.
b.
Aspek
Harapan
Bila dikaitkan
dengan aspek pengorbanan, tentu harapan yang diharapkan dari investasi harus
lebih besar dari pengorbanan yang dilakukan. Maka, bila harapan lebih kecil
dari pengorbanan, maka gagasan investasi tersebut tidak perlu diwujudkan.
c.
Aspek
Resiko
Setiap orang
melakukan investasi untuk bisnis selalu mengharapkan laba. Namun kenyataannya,
tidak semua orang yang berbisnis bias mendapat laba, tetapi ada yang hanya
balik modal (impas), atau bahkan ada yang rugi (loss).
d.
Aspek
Waktu
Investasi
adalah kegiatan jangka panjang. Sekarang melakukan investasi, hasilnya
diharapkan di terima di masa datang. Artinya dalam melakukan investasi
dibutuhkan kesabaran untuk menuggu hasil yang diharapkan. Waktu identik dengan
kesempatan, merupakan umber daya yang sangat berharga dan tidak bias diperbaharui.
e.
Aspek
Jenis Investasi
Menurut
jenisnya, investasi debedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Investasi
langsung (direct investment)
Adalah
investasi pada faktor produksi yang menghasilkan aneka barang dan jasa untuk
keperluan konsumsi masyarakat, atau dikenal juga dengan investasi pada sector riil.
2.
Investasi
Tidak Langsung (indirect investment)
Adalah
investasi bukan pada faktor produksi,tetapi pada sektor keuangan seperti
deposito,saham,dan obligasi dan sejenisnya yang menghasilkan barang dan jasa
keuangan, seperti deposito, beli saham, beli obligasi, reksadana, sertifikat
Bank Indonesia (SBI), surat utang negara (SUN), baik yang konversional maupun
yang syariah (sukuk) dan investasi pada surat berharga lainnya.
pada hakikatnya investasi tidak
langsung adalah turunan atau derivatif dari investasi langung, sihingga laba
atau balas jasa dari investasi finansial ini berasal kemampuan dan produktifitas
investasi langsung. Bila investasi langsung (sektor riil) gagal mendapat laba
(berkembang), maka pada giliranya, investasi tidak langsung (sektor finansial),
juga akan gagal. Artinya untuk
kepentingan nasional atau regional, secara makro, investasi-investasi
sektor riil, merupakan lokomotif dari perekonomian nasional, sementara
investasi sektor keuangan atau finansial adalah bahan bakarnya. jadi
prioritasnya adalah bagaimana mengembangkan
investasi di sektor riil atau investasi langsung, baru kemudian
investasi sektor finansial. atau lebih tegasnya
pengembangan investasi sektor finansial ditujukan untuk mendorong investasi
sektor riil, sehingga kesejahteraan masyarakata secara keseluruhan dapat di
tingkatkan.
d.
Manfaat Investasi
Dilihat dari
manfaat yang ditimbulkannya, maka investasi dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
1.
Investasi
yang bermanfaat untuk umum
Pada dasarnya
hampir semua bentuk investasi bermanfaat bagi kepentingan publik yang
bermanfaat untuk kepentingan umum, karena investasi menghasilkan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di samping juga membuka lapangan kerja
bagi masyarakat, diantaranya investasi dibidang pendidikan dan sumber daya
manusia, investasi dibidang kesehatan, investasi di bidang infrastruktur
(jalan, jembatan pelabuhan ,pasar dan sebagainya), investasi di bidang
pengolaan sampah, yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2.
Investasi
yang bermanfaat untuk kelompok tertentu, pribadi, atau rumah tangga
Investasi yang
mendatangkan manfaat pada kelompok masyarakat tertentu dan lingkungan tertentu,
seperti investasi di bidang keagamaan, membangun sarana ibadah dan sarana
keagamaan lainnya, investasi di bidang olahraga tertentu, yang bermanfaat bagi
masyarakat atau kelompok tertentu. Sedangkan investasi yang mendatangkan
manfaat bagi pribadi atau rumah tangga, seperti investasi untuk perumahan
pribadi maupun keluarga, investasi untuk pendidikan pribadi atau keluarga,
investasi untuk usaha serta investasi di bidang lainnya yang bermanfaat bagi
pribadi maupun keluarga.
e.
Investasi Menurut Penyelenggara dan Tujuan
Bila
dilihat dari sumber daya yang digunakan, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu investasi oleh Negara
dan investasi oleh swasta.
1.
Investasi
Publik atau Investasi oleh Negara
Adalah investasi yang dilakukan oleh
negara atau sumber daya investasi tersebut berasal dari milik atau kekayaan
negara. Dalam pelaksanaannya investasi oleh negara ini di lakukan oleh atau
pemerintah,untuk membangun prasarana dan sarana atau infrastruktur guna
memenuhi kebutuhan masyarakat (publik).
Investasi dengan karakteristik
seperti ini bersifat nirlaba atau non profit motive, seperti pembangunan jalan
dan jembatan, irigasi, sekolah, taman, pasar, listrik, rumah sakit, pelabuhan,
bandara udara, terminal, alat pertahanan negara, kantor pemerintah, dan sarana
serta prasarana publik lainnya. Karena investasi ini dilaksanakan oleh Negara,
maka dana atau pembiayaannya dilakukan melalui anggaran pendapatan dan belanja
negar (APBN) atau anggaran pendapatan belanja daerah. Dengan demikian, besar
kecilnya aktivitas investasi oleh Negara sangat tergantung dari kemampuan APBN
dan APBD yang bersangkutan.
Investasi publik ini menghasilkan
nalai tambah berupa barang dan jasa, lapangan pekerjaan, sewa dan bunga tanpa
suplus usaha. Manfaat lain dari investasi publik ini adalah mendorong mobilitas
perekonomian dan meningkatkan peradaban masyarakat suatu negara. Dengan demikian,
resiko dari investasi publik ini adalah bila investasi tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan publik, alias sia-sia (investasi yang mubazir).
2.
Investasi
Swasta
Adalah
investasi yang dilakukan oleh masyarakat, khususnua apara pengusaha dengan
tujuan mendapatkan manfaat beruapa laba. Investasi ini disebut juga dengan
istilah investasi dengan profit mitive. Investasi ini dapat dilakukan oleh
pribadi atau perusahaan, seperti :
· Usaha mikro atau rumah tangga, biasanya belum punya badan hukum
serta skala usahanya relative kecil yang bergerak di bidang industry, dagang
ataupun jasa.
· Usaha kecil dan menengah, ada yang sudah berbadan hukum ada pula
yang belum, skala usahanya mulai dari kecil sampai menengah, baik dilihat dari
omzet, modal usaha maupun tenaga kerja dengan bidang usaha industry, adagang
maupun jasa.
· Usaha besar, baik berbentuk PMDN maupun PMA, atau investasi
nonfasilitas termasuk BUMN dan BUMD.
Keterlibatan
BUMN dan BUMN dalam kegiatan investasi dengan profit motive ini didasarkan pada
dua pertimbangan sebagai berikut :
1.
Investasi
tersebut dibutuhkan oleh masyarakat, namun belum ada pihak swasta yang masuk
atau memulai usaha tersebut karena resikonya terlalu besar sehingga mereka
tidak mampu melakukannya atau kemampuan swasta terbatas.
2.
Investasi
oleh swasta pada bidang tertentu belum memadai, sehingga kebutuhan masyarakat
tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu guna meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat serta mendorong dan menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, BUMN
dan BUMD ikut investasi di sector ini.
Investasi oleh Negara dan investasi
oleh swasta secara bersama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan demikian bila swasta nasional sudah mampu dan kebutuhan masyarakat bisa
terpenuhi dan mampu bersaing di skala internasional, maka seyogianya investasi
BUMN dan BUMD di sektor ini harus ditarik dan dijual ke masyarakat, sehingga
masyarakat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Karena pada
prinsip tugas negara adalah mengatur, memfasilitasi, bukan menjadi permainan
bisnis. Istilah ini dikenal juga dengan privatisasi. Idealnya BUMN dan BUMD
yang prospektif, apa lagi berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan jangan
sampai dijual ke pihak asing. Bila BUMN dan BUMD tersebut dijual kepada pihak
asing, karena biasanya sifatnya yang strategis untuk kepentingan nasional akan
menyulitkan kebijakan pemerintah di masa datang untuk menyejahterakan
rakyatnya.
f.
Risiko Investasi
Investasi menyangkut masalah waktu. Aspek waktu sekarang (saat mulai investasi), masa akan datang. Jarak antara kedua
waktu tersebut mengandung ketidakpastian, akan
apa yang terjadi di masa datang, terlepas dari perediksi yang di lakukan saat ini. Ketidakpastian dari
pencapaian tujuan investasi ini disebut juga
dengan istilah resiko investasi. Dari uraian di
atas, dapat dirangkum pengertian risiko seperti berikut. Risiko adalah :
1.
ketidak
pastian mengenai sesuatu,
2.
kejadian
yang tidak di inginkan,
3. sesuatu yang terjadi di luar
tujuan semula,
4.
kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan.
Dari berbagai defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan yang dapat
terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Dengan demikian, risiko investasi
adalah tidak tercapainya tujuan semula atau tidak terjadinya manfaat yang di
harapkan yang ujungnya adalah kerugian atau pemborosan. Risiko investasi ini juga dapat muncul karena sifat dari investasi
yang berdimensi jangka panjang.
g.
Jenis dan Sifat Risiko
Dari
sisi jenis, resiko dapat dikelompokkan menjadi berikut :
1. Risiko yang dapat diasuransikan (Insurable Risk)
Suatu masuk katagori Insurable Risk bila memenuhi
persyaratan tertentu yang ditentukan oleh prisip asuransi, antara lain :
a)
peluang
terjadinya risiko tersebut harus dapat diperkirakan,
b)
besarnya
kerugian yang timbul oleh risiko tersebut harus terukur,
c)
resiko
atau kerugian tersebut terjadi tidak direkayasa (by chanc),
d)
resiko
atau kerugian tersebut tersebar luas di semua wilayah,
e)
perusahaan
asuransi berhak untuk menerima atau menolak resiko yang di asuransikan,
f) perusahaan asuransi dapat menolak untuk membayar resiko yang
terlalu kecil, hal ini membuat biaya memproses tagihan (claim) lebih besar dari tagihan. oleh krena itu biasanya timbul deducatible atau pengeluaran dari insured, bila melakukan tagihan (claim).
2.
Risiko yang tidak dapat diasuransikan (uninsurable
risk)
Adalah risiko yang tidak memenuhi
kriteria sebagai insurable risk seperti di atas. Bila risiko tersebut insurable risk, maka ada pilihan untuk
ikut asuransi dalam manajemen risiko. Namun bila termasuk uninsurable
risk, maka tidak ada pilihan untuk ikut asuransi dalam manajemen risiko.
h.
Risiko investasi swasta (private
investment risk)
Dalam praktik bisnis, suatu
investasi yang dilakukan oleh investor atau pengusaha (investasi swasta) dapat
mengahasilkan tiga kemungkinan, yaitu:
1.
Menguntungkan
atau mendapat laba, memberikan manfaat,
2.
balik
modal atau impas, tidak untung dan juga tidak rugi,
3.
mengalami
kerugian.
Dengan demikian terlihat bahwa tdak semua investasi
menghasilkan laba sebagaimana yang direncanakan semula. Disamping itu, juga
diketahui bahwa investasi menyangkut masalah waktu. Aspek waktu
sekarang (saat memulai investasi), masa
datang (periode menikmati hasil investasi). Jarak antara kedua
waktu tersebut mengandung ketidakpastian akan apa yang terjadi di
masa datang, terlepas dari prediksi (prakiraan) yang dilakukan saat ini. Ketidakpastian
dari pencapaian tujuan investasi ini disebut juga dengan istilah risiko
investasi.
Resiko investasi swasta adalah hanya
balik modal atau rugi. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, para investor ini
perlu melakukan kajian terhadap resiko ini karena risiko selalu menghadang di
setiap kegiatan yang di lakukan.
i.
Risiko Investasi Publik
Investasi publik adalah investasi yang dilakukan oleh negara dengan
tujuan untuk kemaslahatan masyarakat yang luas atau publik. Investasi publik
ini biasanya berupa pembangunan atau perbaikan prasarana dan sarana guna untuk
memunuhi kebutuhan masyarakat (publik). Pembiaayaan
investasi publik ini berasal dari uang negara, berupa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Daerah (APBD). Manfaat lain
dari investasi publik ini, di samping
meningkatkan pelayan kepada masyarakat adalah
mendorong mobilitas perekonomian dan meningkatkan peradaban masyarakat suatu
negara. Seperti sering diberitakan oleh media, tidak sedikit investasi publik yang
gagal mencapai tujuannya. Misalnya sering sekali
terlihat pembangunan sekolah di daerah yang tidak ada permukimanya, pembangunan
terminal yang tidak tepat lokasi, sehingga
bukan memperlancar arus lalu lintas, bahkan justru menghambat arus lalu lintas yang sudah
ada. Dengan demikian, risiko investasi publik adalah tidak dapat memenuhi kebutuhan
publik sehingga tidak saj sia-sia atau tidak bermanfaat tetapi juga
menghasilkan pemborosan dan kemubaziran penggunaan uang Negara.
j.
Manajemen resiko investasi
Resiko adalah sesuatu yang dapat terjadi dan tidak selalu dapat
dihindari. Berkaitan dengan investasi, ada 4 pilihan yang lazim dilakukan untuk
manajemen resiko, yaitu :
1.
Menghindari
resiko
Adalah cara yang paling mudah dalam menghadapi resiko, yaitu dengan
cara menghindari penyebab timbul resiko tersebut. Hanya saja perlu diingat
bahwa “tidak semua resiko” dapat dihindari, karena resiko adalah bagian dari
kehidupan.
2.
Mengurangi
resikon
Mengurangi resiko berarti memperkecil kemungkinan untuk terjadi
resiko tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat darei resiko yang mungkin
timbul.
3.
Bersiap
menghadapi resiko
Mempersiapkan besarnya resiko yang mungkin timbul, kemudian
menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani resiko tersebut,
misalnya menyiapkan dana atau sumber daya lainnya untuk penyembuhan dari resiko
yang timbul atau melakukan self-insurance atau menyiapkan program-program
khusus untuk menghadapi resiko
4.
Mengasuransikan
resiko
Yaitu
memindahkan resiko yang bakaj dihadapi ke perusahaan asuransi, dengan cara ikut
asuransi (membayar polis asuransi). Persoalannya adalah tidak semua resik investasi dapat di asuransikan.
F.
Barang Dan Jasa Kebutuhan Publik
Secara
konsep ekonomi, yang di maksud barang dan jasa atau komuditi adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan nilai guna,baik secara langsung mau pun secara
tdk langsung pada manusia. nilai guna barang dan jasa adalah kemampuan barang
dan jasa tersebut dalam memuaskan kebutuhan keinginan konsumen.
Barang
dicirikan dengan bentuk (fisik), dan bila di transaksikan dapat dikirimkan, dan
terjadi pemindahan kepemilikan dari penjual ke pembeli, dan barang ini dapat dijual
kembali, sementara jasa tidak berbentuk secara fisik dan sulit untuk di
pindahkan kepemilikannya dari penjual ke pembeli dan jasa ini tidak dapat dijual
kembali
Dengan
demikian maka komuditi tersebut dapat meningkatkan manfaat dan kepuasan pada
yang mengomsumsinya. Jenis barang dan jasa saeperti berikut:
a.
Karakteristik
nilai barang dan jasa
Secara umum
nilai guna barang dan jasa mempunyai sifat descreasing marginal utility, yaitu
bila menambah konsumsi, maka tambahan nilai gunanya akan menurun.
b.
Barang
ekonomis dan barang nonekonomis
Pengertian
barang ekonomis dan nonekonomis ini berkaitan dengan masalah biaya atau harga
untuk mengonsumsi barang dan jasa tersebut. Oleh karena itu, konsep ini
berhubungan dengan pendapatan konsumen yang mengonsumsinya maupun laba dari
produsen yang menghasilkan dan menjualnya. Para pelaku ekonomi, khususnya
konsumen dan produsen biasanya lebih peduli pada barang dan jasa ekonomis
maupun nonekonomis perlu perhatian yang memadai. Demi kepentinga publik,
pemerintah perlu punya visi dan kepedulian yang memadai mengenai perubahan
lingkungan dan teknologi.
1.
Barang
dan jasa ekonomis
Barang dan jasa dikatakan barang
ekonomis bila untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan berupa biaya atau
barang dan jasa yang biasanya diperdagangkan atau dijual di pasar. Kelangkaan
atau perubahan harga barang dan jasa ekonomis ini akan menimbulkan masalah
ekonomi masyarakat atau ekonomi nasional. Sebagian barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh manusia modern saat ini masuk ke dalam kelompok barang
ekonomis, seperti barang dan jasa berupa makanan, pakaian, transportasi dan
sebagainya.
2.
Barang
dan jasa nonekonomis
Barang dan jasa dikatakan barang
nonekonomis bila untuk mendapatkannya tidak perlu pengorbanan atau tanpa biaya
atau barang dan jasa yang biasanya tidak diperdagangkan atau tidak dijual di
pasar. Barang atau jasa yang dikonsumsi langsung dari kekayaan alam ciptaan
Yang Mahakuasa yang sering dikatakan sebagai sumber daya alam. Contohnya
seperti oksigen di udara bebas untuk bernapas, keindahan panorama alam, dan
keindahan panatai.
G.
Jenis-Jenis Barang Dan Jasa
Menurut
berbagai sudut pandang, barang dan jasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
a.
Barang
publik dan barang private
Pengertian
barang publik dan barang private berkaitan dengan sifat dari barang dan jasa
tersebut bila di konsumsi oleh seorang konsumen, yaitu sifat rivalry dan
excludable. Rivalry artinya konsumsi oleh seorang konsumen akan mengurangi
kesempatan konsumsi orang lain, terutama karena jumlah barang dan jasa yang
tersedia terbatas. Sementara excludable artinya tidak semua orang dapat
mengunsumsi barang dan jasa tersebut, kecuali memenuhi syarat tertentu,
misalnya yang cukup uang, karena harga barang dan jasa tersebut tinggi dank
arena sebab lain.
Barang
dan jasa dapat dikelompokkan menjadi kelompok barang dan jasa publik dan
privat. Kedua jenis barang dan jasa sangat mempengaruhi kesejahteraan publik.
1.
Barang
dan jasa publik adalah barang dan jasa yang untuk mengonsumsinya yang bersifat
non-rivalry (dapat dikonsumsi secara bersamaan, pada waktu yang sama tanpa
saling meniadakan) dan non-excludable (semua orang dapat memanfaatkannya, tanpa
diskriminasi dan tanpa harus membayar). Penyediaan barang publik pada umumnya
adalah tanggung jawab Negara atau pemerintah.
2.
Barang
dan jasa privat adalah barang dan jasa yang bersifat rivalry (dikonsumsi oleh
seorang individu akan membatasi atau mengurangi kesempatan konsumsi orang lain)
dan exclusive (tida smua orang dapat mengonsumsinya karena harus membayar
sesuai dengan harga yang berlaku) dengan demikian yang dapat mengonsumsi barang
privat ini adalah orang-orang yang mempunyai cukup pendapatan saja.
b.
Barang
normal adalah barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan normal
kehidupan konsumen. Bila dikaitkan dengan pendapatan konsumen, kelompok ini
adalah barang dan jasa yang permintaannya sampai ketingkat tertentu
(berhubungan lurus dengan pendapatan konsumen).
Bila pendapatan konsumen meningkat maka permintaan akan barang dan
jasa bersangkutan juga meningkat dan sebaliknya. Sampai pada permintaan
tertentu, permintaan akan mengalami kejenuhan karena sifat dari barang normal
ini mengalami decreasing marginal utility.
c.
Barang
inferior adalah barang dan jasa yang diperlukan ntuk memenuhi kebutuhan minimal
kehidupan konsumen. Bila dikaitkan dengan pendapatan konsumen, kelompok ini
adalah barang dan jasa yang permintaannya berhubungan terbalik dengan
pendapatan konsumen. Bila pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan akan
barang dan jasa bersangkutan menurun dan sebaliknya.
d.
Barang
Mewah
Barang mewah (luxury Goods) adalah barang dan jasanya yang sifatnya
bukan untuk memenuhi kebutuhan utama (primer) dan kebutuhan normal konsumen,
tetapi lebih merupakan pemenuhan keinginan dari konsumen yang bersifat gengsi.
Oleh karena
itu maka sifat unik dari konsumsi barang mewah itu adalah tidak mengenal batas
kejenuhan konsumsi selama pendapatan konsumsi tersebut masih tinggi. Bila
dikaitkan dengan pendapatan konsumen, maka untuk konsumsi barang mewah ini
berhubungan lurus dengan pendapatan konsumen. Bila pendapatan
konsumen meningkat, maka permintaan akan barang dan jasa yang bersangkutan juga
meningkat dan sebaliknya.
Berkaitan dengan masalah publik dan privat ini khususnya
karekteristik rivalry dan excludable, ada beberapa
barang dan jasa dapat dikelompokkan menjadi kelompok barang dan jasa sebagai
berikut :
a.
Barang
dan jasa antara
Adalah kumpulan
barang dan jasa antara barang publik dan barang privat, kelompok barang dan
jasa ini bersifat kombinasi dari non rivalry dan excludable. Kelompok barang
dan jasa ini sering menjadi perdebatan
para ahli untuk menentukannya dan sering dikatakan dengan istilah masalah-masalah
publik yang belum selesai.
b.
Barang
dan jasa umum
Adalah kelompok
barang dan jasa yang pada awalnya adalah barang publik namun karena sebab tertentu berubah menjadi
barang privat,rivalry.
c.
Barang
dan jasa kelompok
Adalah kelompok
barang dan jasa yang pada mulanya adalah barang publik, non
rivalry (sesoarang tidak memengaruhi kesempatan konsumsi orang lain)
namun karena perkembangan tertentu menjadi berubah barang privat., excludable (untuk dapat mengonsumsinya
dibutuhkan syarat tertentu, misalnya biaya keanggotaan seperti Tv kabel.
d. Barang dan jasa social
Barang dan jasa sosial adalah barang dan jasa publik
namun dapat disediakan oleh swasta atau masyarakat luas, namun bila
masyarakatnya belum mampu maka penyediaan barang dan jasa sosial ini menjadi
tanggung jawab negara yang dilaksanakan oleh pemerintah dan pengadaannya
dibiayai dengan anggaran negara (APBN)
atau dari pajak. Misalnya panti jompo, panti asuhan, air bersih dan
sebagainya.
BAB
III
KESIMPULAN
Ekonomi publik dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi
nasional guna mencapai kesejahteraan masyarakat, yang tanggung jawab
pengaturannya berada pada negara yang dilaksanakan oleh penyelenggara neraga
khusus pemerintah.
Manajemen ekonomi publik dilakukan oleh pemerintah sebagai
penyelenggara Negara yang berdaulat, sangat erat kaitannya dengan kemadirian
dan kedaulatan Negara dalam membuat berbagai kebijakan ekonominya.
Peran dan fungsi pemerintah dalam mengembangkan ekonomi publik
dapat diwujudkan dalam bentuk : membuat dan melaksanakan berbagai kebijakan dan
peraturan, menyediakan berbagai fasilitas dan insentif untuk kepentingan
ekonomi publik dan sebagainya yang bersifat makro ekonomi.
Dalam skenario pembangunan ekonomi suatu Negara, tujuan yang ingin
dicapai dalam pembangunan ekonomi pada hakikatnya pertumbuhan ekonomi yang
menjadi modal bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan adanya investasi yang memadai.
Salah satu parameter keberhasilan pemerintah atau ukuran kinerja
suatu pemerintahan adalah pengelolaan publik yang indicator utamanya adalah
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen
ekonomi publik yang dilaksanakan oleh pemerintah hakikatnya adalah manajemen investasi secara
nasional sehingga penggunaan sumber daya nasional berjalan secara efisien dan
tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan
tercapai secara efektif tanpa mengorbankan kehormatan serta kedaulatan bangsa
dan Negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Noor Henry
Faizal. Ekonomi Publik: Ekonomi Untuk Kesejahteraan Rakyat. Akademia
Permata. 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar